Bisnis.com, JAKARTA - Garuda Indonesia, maskapai layanan penuh (full service airlines), memastikan seluruh pilot dan kru bebas dari penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang.
Direktur Layanan Garuda Indonesia Nicodemus P. Lampe mengatakan perusahaan memiliki Drug & Alcohol Management Program (DAMP) untuk mencegah penyalahgunaan obat terlarang. Pengujian dilakukan minimum dua kali dalam setahun.
"Seluruh pegawai di unit operasi penerbangan, awak kabin, teknik maintenance, kargo, porter, dan ground handling kami yang diuji DAMP, sejauh ini belum ada yang ditemukan terbukti menggunakan narkoba," kata Nico, Minggu (12/8/2018).
Dia menjelaskan program tersebut bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional. Pihaknya juga rutin mengadakan penyuluhan anti narkoba yang diadakan bersama dengan Polri maupun BNN pada Garuda Indonesia Training Center.
DAMP, lanjutnya, merupakan suatu bentuk upaya pencegahan yang dilakukan oleh Garuda terkait dengan peredaran dan penyalahgunaan obat-obatan dan minuman beralkohol di lingkungan perusahaan.
Nico menuturkan DAMP terdiri dari tiga program utama, yaitu Drug and Alcohol Education Program, Drug and Alcohol Testing Program, dan Drug and Alcohol Response Program.
Pihaknya menyatakan secara tegas akan memberikan sanksi pemecatan kepada karyawan yang didapati secara positif, setelah melalui proses pemeriksaan awal dan lanjutan, menggunakan obat-obatan terlarang dan minuman beralkohol.
Sebelumnya, Plt Dirjen Perhubungan Udara M. Pramintohadi Sukarno memerintahkan tes narkoba kepada pilot dan personil penerbangan lainnya di lingkungan Ditjen Perhubungan Udara. Selain itu agar dilakukan sosialiasi bertema perang melawan narkoba kepada personil penerbangan di Indonesia
"Kita harus mencegahnya bersama-sama agar tidak mengganggu keselamatan dan keamanan dalam penerbangan," kata Pramintohadi.
Dia menjelaskan narkoba sangat berbahaya bagi dunia penerbangan karena bisa membuat kinerja negatif saat melaksanakan tugas. Para pilot juga harus diberi pemahaman bahwa penumpang yang dibawa itu sangat penting dan harus diselamatkan dalam operasional penerbangan.
Pihaknya juga mengharapkan maskapai penerbangan melakukan hal yang serupa di internal perusahaannya sehingga sosialisasi bahaya narkona lebih sering dilakukan.
Dia mengingatkan para personel penerbangan untuk mematuhi Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 8/2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 67 terkait standar kesehatan dan sertifikasi personel penerbangan. Regulasi tersebut mengharuskan awak angkutan penerbangan untuk melakukan cek kesehatan sebelum mengoperasikan kendaraan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
