Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buku 'The State of Indonesia's Forests (SoIFo) 2018' Dapat Apresiasi di Mata Dunia

Dalam kurun waktu 3 tahun ini, perubahan mendasar dan besar-besaran dilakukan pemerintah dalam sektor kehutanan. Sajian data dan fakta yang secara lengkap tersaji dalam buku The State of Indonesia's Forests (SoIFo) 2018, menuai apresiasi.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar memaparkan isi buku The State of Indonesia's Forests (SoIFo) 2018 di hadapan para duta besar negara sahabat dan perwakilan organisasi internasional di Indonesia./Istimewa
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar memaparkan isi buku The State of Indonesia's Forests (SoIFo) 2018 di hadapan para duta besar negara sahabat dan perwakilan organisasi internasional di Indonesia./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Dalam kurun waktu 3 tahun ini, perubahan mendasar dan besar-besaran dilakukan pemerintah dalam sektor kehutanan. Sajian data dan fakta yang secara lengkap tersaji dalam buku The State of Indonesia's Forests (SoIFo) 2018, menuai apresiasi.

“Kami tahu proses pembuatan buku ini sangat berat, karena objek yang dibahas dalam buku terkait dengan kebijakan yang memerlukan pengumpulan, penampilan data, dan bukti yang cukup,” ujar Food and Agriculture Organization (FAO) Representative, Stephen Rudgard, dalam rilis yang disampaikan pada media, Kamis (9/8/2018).

Sehari sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar kembali memaparkan SoIFo di hadapan para duta besar negara sahabat dan perwakilan organisasi internasional di Indonesia. Sebelumnya, SoIFo juga disampaikan dalam forum Committee on Forestry (COFO) 2018 di Kantor Pusat FAO di Roma, Italia.

SoIFo 2018 menangkal berbagai stigma negatif yang 'menyerang' Indonesia sekaligus membuka mata dunia tentang komitmen dan keseriusan pemerintahan Presiden Jokowi melakukan perubahan besar kebijakan kehutanan yang sejalan dengan kebijakan global SDGs (pembangunan berkelanjutan) dan upaya-upaya nyata dalam agenda perubahan iklim.

Selain FAO, apresiasi juga disampaikan Dubes Norwegia untuk Indonesia, Vegard Kaale. Ia bahkan memposting khusus apresiasi pada Menteri Siti Nurbaya melalui akun medsosnya.

“Norway congratulates minister #SitinurbayaLHK on increasing transparency and accountability in #ForestManagement during launch of #StateOfTheForestInIndonesia #SOIFO #Climateforest,'' tulisnya yang bermakna memberi ucapan selamat atas keberanian Pemerintah Indonesia melalui KLHK meningkatkan transparansi dan akuntabilitas tata kelola pengelolaan hutan melalui SOIFO 2018.

Ini memang pertama kalinya Pemerintah Indonesia 'blak-blakan' tentang kondisi hutan Indonesia dari masa ke masa, disertai dengan langkah-langkah koreksi yang dilakukan pemerintahan saat ini dari berbagai kebijakan di masa lalu.

“The 2018 #StateOfTheForestInIndonesia Shows forests are in better state than a decade ago #SitiNurbaya LHK #Indonesia #Climateforest,'' tambah Kaale dalam postingan berikutnya.

Ya, Kaale menilai bahwa kondisi hutan Indonesia saat ini sudah jauh lebih baik dari satu dekade lalu. Masalah utama sektor kehutanan di Indonesia di antaranya kebakaran hutan dan kabut asap, degradasi hutan, kepemilikan tanah, konflik tenurial, dan lain sebagainya.

Semua persoalan yang kompleks dan rumit itu telah diurai satu persatu dan kondisi terkininya menunjukkan hasil yang positif. Manfaatnya tidak hanya dirasakan bagi masyarakat Indonesia, tapi juga bagi masyarakat dunia.

Contoh dari persoalan Karhutla yang biasanya rutin membawa polusi asap secara nasional dan lintas batas antarnegara, dalam kurun waktu dua setengah tahun terakhir berhasil diatasi pemerintah.

Selain itu, laju angka deforestasi juga terus menurun. Jika pada 2014-2015 laju deforestasi adalah 1,09 juta hektare, maka perlahan di era pemerintahan Jokowi mulai terjadi perubahan signifikan. Hingga 2016, deforestasi Indonesia menurun menjadi 0,63 juta hektare, dan 2016-2017 tersisa 0,48 juta hektare per tahun. 

Arahan Presiden Jokowi seperti menegakkan hukum, tidak ada lagi izin baru konsesi swasta di lahan gambut, kerja terpadu mengatasi Karhutla, dan lainnya, telah dioperasikan secara efektif hingga ke tingkat tapak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Herdiyan
Editor : Herdiyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper