Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DIVESTASI FREEPORT: Bank Asal Jepang & Hong Kong Akan Danai Inalum

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategi dan Media, Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menyebutkan akan ada sekitar 8-11 bank yang siap mendanai PT Inalum (Persero) untuk mengakuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia.
Deretan bus pengangkut karyawan PT Freeport Indonesia di Terminal Gorong-Gorong di Timika, Kabupaten Mimika, Papua./Reuters-Muhammad Yamin
Deretan bus pengangkut karyawan PT Freeport Indonesia di Terminal Gorong-Gorong di Timika, Kabupaten Mimika, Papua./Reuters-Muhammad Yamin

Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategi dan Media, Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menyebutkan akan ada sekitar 8-11 bank yang siap mendanai PT Inalum (Persero) untuk mengakuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia.

Dia mengatakan untuk mengakuisisi saham 51% senilai US$3,85 miliar, Inalum akan menggunakan sebagian kas internal dan pinjaman bank. Pinjaman bank tersebut sepenuhnya akan diperoleh dari bank luar negeri, di antaranya ada yang berasal dari Jepang dan Hongkong.

“Pinjaman Inalum itu dari 11 bank, dari Jepang, Hongkong, dan lainnya,”ujarnya di Jakarta, Senin (6/8/2018). “Kan 11 itu mungkin termasuk Bank BUMN ya, nggak jadi dikurangi tiga. Jadi delapan bank, tapi mungkin ada tambahan lagi, saya nggak tahu harus tanya ke Inalum.”

Sebelumnya, Harry pernah menyebutkan bank asal Jepang, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, akan menjadi pemimpin sindikasi bank yang akan memberi pinjaman ke Inalum. Namun, dia enggan menyebutkan bank lain mana saja yang akan turut mendanai Inalum.

Menurutnya, ada sejumlah pertimbangan Inalum tidak mengambil pinjaman dari bank BUMN yang meliputi tingkat bunga dan kondisi tekanan kurs rupiah saat ini. Mendapatkan pinjaman dari bank luar negeri dinilai akan lebih menguntungkan Inalum karena bunga yang ditawarkan relatif lebih murah dibandingkan dengan bank dalam negeri.

“Bank BUMN juga nggak punya alokasi sebesar itu. Jadi secara bisnis bank dari luar lebih kompetitif,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya memang sempat mengundang bank BUMN untuk memberikan pinjaman. Namun, pemerintah menyarankan untuk tidak dulu menggunakan pinjaman dari dalam negeri karena dapat menekan neraca pembayaran dan berpotensi menekan kurs rupiah.

“Kalau uangnya dari dalam negeri kan menekan neraca pembayaran. Supaya kursnya juga nggak kena. Kami memahami jadi kami bantu pemerintah jaga kurs,” kata Budi.

Terkait pinjaman, dia mengaku pihaknya sudah menerima indicative offer letter dari perbankan yang dijajaki. Dalam surat tersebut, pinjaman yang akan diterima melebihi nilai dari yang dibutuhkan Inalum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper