Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maskapai Nasional Tak Anggap Asian Games Pasar Potensial

Maskapai nasional tidak banyak mengajukan penerbangan tambahan karena belum menjadikan Asian Games sebagai pasar yang potensial.
Ilustrasi: Pesawat Garuda Indonesia melintas di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar Bali./JIBI-Dwi Prasetya
Ilustrasi: Pesawat Garuda Indonesia melintas di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar Bali./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat penerbangan menilai maskapai nasional tidak banyak mengajukan penerbangan tambahan karena belum menjadikan Asian Games sebagai pasar yang potensial.

CEO Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati menilai strategi pemasaran maskapai nasional masih konvensional, sehingga hanya menggarap pasar wisata dan bisnis.

"Mereka hanya menggarap sektor wisata seperti turis, backpakers, atupu n family relative passenger. Padahal maskapai asing mampu memanfaatkan event olahraga seperti Olimpiade dan Piala Dunia," kata Arista di Jakarta pada Rabu (1/8/2018).

Dia menambahkan maskapai asing yang mengajukan tambahan penerbangan biasanya sudah bisa memperkirakan peningkatan permintaan menuju venue Asian Games. Kementerian Perhubungan menyebutkan China Airlines, Air China, dan Jetstar sudah mengajukan penerbangan tambahan.

Menurut Arista, penerbangan tambahan harus diikuti dengan kepastian permintaan agar maskapai tidak merugi.

Penghitungan berdasarkan prediksi tingkat keterisian penumpang (seat load factor/SLF) dan rute yang menguntungkan.

Kementerian Perhubungan telah menerima 26 pengajuan penerbangan tambahan dari tiga maskapai asing selama periode Asian Games 2018.

Plt. Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub M. Pramintohadi Sukarno mengatakan pengajuan penerbangan tambahan bisa dilakukan secara daring (online) dan akan terus dibuka hingga pelaksanaan event 4 tahunan tersebut dimulai pada 18 Agustus 2018.

"Secara bertahap sudah ada yang mengajukan. Ada tiga maskapai asing yang sudah masuk mengajukan, untuk maskapai domestik kami masih tunggu karena fleksibel," kata Pramintohadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper