Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jamaah Ansharut Daullah: Organisasinya Dibekukan, Tapi....

Organisasi JAD telah terafiliasi dengan organisasi teroris global yaitu ISIS serta terbukti secara sah dan meyakinkan terlibat pada sejumlah aksi teror di Surabaya beberapa waktu lalu
Ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Pusat, Zainal Anshari, tiba untuk mengikuti sidang pembacaan putusan pembubaran organisasi JAD di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (31/7/2018)./ANTARA=Sigid Kurniawan
Ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Pusat, Zainal Anshari, tiba untuk mengikuti sidang pembacaan putusan pembubaran organisasi JAD di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (31/7/2018)./ANTARA=Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA--Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah memutuskan pembekuan organisasi Jamaah Ansharut Daullah dan melarang segala macam aktivitas yang dilakukan organisasi JAD maupun kadernya di Indonesia.

Putusan tersebut diambil Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sesuai dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) karena organisasi JAD telah terafiliasi dengan organisasi teroris global, ISIS, serta terbukti secara sah dan meyakinkan terlibat pada aksi teror di Surabaya beberapa waktu lalu.

Selengkapnya silakan baca: Organisasi JAD Dibekukan

Menurut pengamat terorisme Al Chaidar, "perwakilan" organisasi teroris global ISIS disinyalir sudah lama hadir di Indonesia. ISIS "cabang" Indonesia hadir tidak berselang lama setelah Abu Bakar Al-Baghdadi mendeklarasikan organisasi teroris itu di Timur Tengah pada 2003. Kehadiran ISIS Indonesia juga sempat memecah-belah kelompok militan Indonesia yang sudah hadir lebih dulu dan terafiliasi dengan Al-Qaeda di Timur Tengah, seperti kelompok Jamaah Islamiyah (JI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan Jamaah Ansharut Syariah (JAS) di Indonesia.

Kehadiran ISIS di Indonesia yang saat itu dipimpin ahli diplomasi Bahrunsyah, sebagai Katibah Nusantara, diperkuat dengan masuknya Abu Bakar Baasyir (ABB) yang pada 2004 mendeklarasikan diri mendukung penuh semua gerakan ISIS di Indonesia.

Padahal, pimpinan Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki itu sebelumnya sudah menjadi pemimpin Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Kabarnya, JAT ditinggalkan setelah Aman Abdurrahman mempengaruhi ABB untuk mendukung Khilafah Islamiyah yang dideklarasikan ISIS.

JAD merupakan salah satu organisasi teroris pecahan kecil dari ISIS Indonesia, JAD  semakin besar dibandingkan organisasi teroris terafiliasi ISIS lain di Indonesia.

Direktur Institute for Police Analysis of Conflict (IPAC), Sidney Jones mengungkapkan ada banyak organisasi teroris yang terafiliasi dengan ISIS di Indonesia, namun hanya JAD yang memiliki kader cukup besar dibandingkan yang lainnya.

Selengkapnya silakan baca: TERORISME: JAD, JAK dan Jaringan Lain di Indonesia

Aman Abdurrahman alias Oman Rochman berhasil merekrut banyak kader selama bergabung dengan JAD. Bahkan, Aman Abdurrahman menurut Pengamat Teroris Al Chaidar sering merekrut orang untuk masuk JAD melalui tulisan-tulisannya selama menjalani masa hukuman.

Selama berada di bawah Aman Abdurrahman, JAD menjadi organisasi teroris yang besar dan memiliki banyak cabang di wilayah Masyrik (Timur) hingga ke wilayah Maghrib (Barat) dengan dominasi kekuatan ada di wilayah Pulau Jawa dan Sumatera.

Seluruh pola serangan teror yang dilakukan kelompok JAD, menurut Al Chaidar, hampir sama dengan serangan anggota ISIS Indonesia yaitu secara mendadak dan brutal.

Proses perekrutannya pun cukup mudah, hanya lewat media sosial dan Youtube.

Sementara itu, perkembangan teknologi yang semakin masif dewasa ini, telah dimanfaatkan oleh Katibah Nusantara penerus Bahrunsyah yakni Bahrunnaim untuk memaksimalkan potensi teknologi guna menyebarkan ideologi dan mencari kader secara online untuk melakukan aksi teror .

Saat ini secara formal JAD bisa dikatakan sudah selesai, selain karena pengadilan telah menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap Aman Abdurrahman,organisasi JAD dibekukan. Dengan begitu, jika masih ada kader maupun anggotanya yang aktif bisa langsung ditangkap Kepolisian.

Namun, Al Chaidar sempat memprediksi JAD tetap akan bergerak meskipun sudah dibekukan pengadilan. Ada beberapa nama yang diprediksi akan menggantikan posisi Aman Abdurrahman yaitu Zainal Anshari yang sempat menjadi perwakilan JAD di pengadilan.

Menurut Al Chaidar, Zainal Anshari merupakan kader potensial untuk meneruskan tongkat estafet jihad kelompok JAD. Ia memiliki relasi yang kuat dengan kelompok ISIS global. Selain itu, Zainal Anshari memiliki relasi jaringan dengan teroris JAD bagian barat dan sangat akrab dengan Abu Sayyaf di Mindanao.

"Kalau dari sisi keilmuan, saya melihat Zainal Anshari ini memang ada di bawah Aman Abdurrahman dan Khalid Abu Bakar, tetapi karena Aman sudah divonis mati dan Khalid keluar dari JAD karena tidak satu paham, maka hanya sosok Zainal Anshari yang pas untuk menempati posisi Aman Abdurrahman saat ini," tutur Al Chaidar.

"Khalid Abu Bakar lebih memilih untuk independen saat ini, dia sudah keluar dari JAD. Padahal, nama Khalid Abu Bakar juga sempat muncul setelah Aman Abdurrahman divonis mati pengadilan," katanya.

Al Chaidar juga menyebut nama lain yaitu Wiji Joko Santoso alias Abu Seif Al-Jawi alias Abu Seif. Sempat diprediksi akan menggantikan Aman Abdurrahman, Abu Seif Al-Jawi menyatakan menolak untuk menggantikan Aman. "Saya sudah konfirmasi dan Al-Jawi ini tidak mau," ujar Al Chaidar.

Al Chaidar berpandangan meskipun Zainal Anshari kini tengah mendekam di Rutan Mako Brimob, potensi untuk menyebarkan paham radikalisme lewat tulisan untuk dibaca pengikutnya dinilai masih sangat besar.

Menurut Al Chaidar penyebaran paham radikal lewat tulisan lebih efektif dibandingkan penyebaran secara langsung tatap muka.

"Coba saja lihat Aman Abdurrahman, meskipun dia dipenjara, tulisannya kan masih menginspirasi orang lain untuk melakukan aksi teror," tuturnya.

Dia mengimbau Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror untuk mengantisipasi hal tersebut sekaligus memperketat pengawasan terhadap Zainal Anshari. Sosok ini dinilai Al Chaidar cukup berbahaya dan dapat menyebarkan paham radikal melalui tahanan.

"Jadi Polri dan Densus sebaiknya waspada dan mengantisipasi hal ini," kata Al Chaidar kepada Bisnis.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper