Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Divestasi Aset, Laba AKR Corporindo (AKRA) Melonjak 90,51%

PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) membukukan kenaikan pendapatan 21,63% year-on-year pada semester I/2018 senilai Rp11,21 triliun.
Pengunjung mengamati papan monitor yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/7/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung mengamati papan monitor yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa efek Indonesia, Jakarta, Rabu (11/7/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Bisnis.com, JAKARTA - PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) membukukan kenaikan pendapatan 21,63% year-on-year pada semester I/2018 senilai Rp11,21 triliun.
 
Dalam laporan keuangan per Juni 2018, tertulis AKRA membukukan pendapatan Rp11,21 triliun. Nilai itu menanjak 21,63% (yoy) dari sebelumnya Rp9,22 triliun.
 
Beban pokok pendapatan juga meningkat menuju Rp10,38 triliun dari semester I/2017 sebesar Rp8,17 triliun. Alhasil, laba bruto perusahaan pada paruh pertama 2018 melorot menuju Rp831,05 miliar dari sebelumnya Rp1,05 triliun.
 
Namun, perusahaan membukukan laba neto dari penjualan aset senilai Rp671,30 miliar pada semester I/2018. Ini membuat laba bersih AKRA melonjak 90,51% yoy menjadi Rp1,12 triliun dari semester I/2017 sebesar Rp588,43 miliar.
 
Segmen perdagangan dan distribusi BBM berkontribusi paling besar terhadap total pendapatan, yakni senilai Rp8,16 triliun. Selanjutnya, distribusi kimia dasar Rp2,55 triliun, pabrikan Rp220,37 miliar, jasa logistik Rp283,78 miliar, dan kawasan industri Rp7,73 miliar.
 
"Peningkatan penjualan BBM didukung pertumbuhan volume dan harga. Pada kuartal II/2018, rerata harga minyak mentah mencapai US$73 per barel, sedangkan pada kuartal II/2017 senilai US$52 per barel," tutur Presiden Direktur AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo dalam siaran pers.
 
Haryanto menyampaikan, pendapatan dari segmen pabrikan atau manufaktur menurun menjadi Rp220,37 miliar dari semester I/2017 senilai Rp273,22 miliar akibat divestasi Khalista. Pabrik sorbitol itu telah dilepas oleh perusahaan sehingga tidak lagi memberikan kontribusi.
 
Adapun, penjualan AKRA terbesar pada semester I/2018 ialah kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) yang mencapai Rp1,35 triliun. Sebelumnya, pada paruh pertama 2017 tidak ada penjualan kepada pihak lain yang melebihi 10%.
 
Sementara itu, jumlah kas dan setara kas pada awal periode senilai Rp1,77 triliun dan Rp1,37 triliun. Pada akhir periode Juni 2018 dan Juni 2017, jumlahnya berubah menuju Rp1,98 triliun dan Rp893,01 miliar.
 
Liabilitas AKRA pada semester I/2018 meningkat menjadi Rp9,4 triliun dari akhir 2017 sebesar Rp7,79 triliun. Liabilitas jangka pendek juga naik menuju Rp6,68 triliun dari sebelumnya Rp5,43 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper