Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Aluminium di AS Justru Kena Dampak Tarif Perang Dagang

Tarif Amerika Serikat pada komoditas aluminium yang ditujukan untuk melindungi industri logam tersebut dari kompetitor luar negeri justru menimbulkan kerugian pendapatan pada produsen terbesar AS.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA –Tarif Amerika Serikat pada komoditas aluminium yang ditujukan untuk melindungi industri logam tersebut dari kompetitor luar negeri justru menimbulkan kerugian pendapatan pada produsen terbesar AS.

“Alcoa Corp. menurunkan proyeksi pendapatannya untuk 2018 karena tarif impor aluminium justru menimbulkan pergeseran signifikan bagi komoditas logam itu,” ujar Chief Executive Officer Alcoa Corp. Roy Harvey, dikutip dari Bloomberg, Kamis (19/7/2018).

Para pemanufaktur telah dikenakan pajak senilai US$15 juta selama ini untuk material yang sebagian besar diproduksi di Kanada dan dikirimkan ke perusahaan di AS, yang menyebabkan kenaikan biaya operasional dan menurunkan harga aluminium.

Proyeksi tersebut menambah kekhawatiran pada investor komoditas karena naiknya potensi dampak dari tarif dagang AS, menyebabkan harga dan pangsa pasar sejumlah logam dasar melemah, bersamaan dengan ketegangan perang dagang yang bisa mengacaukan pertumbuhan ekonomi global.

Namun, fokus Harvey tetap pada tarif yang diterapkan pada pengiriman aluminium dari Kanada. Negara Pecahan Es tersebut merupakan lokasi bagia Alcoa yang mengharap bisa meraup keuntungan sebesar 28% dari aluminium produksinya pada tahun ini.

“Semua orang termasuk kami mengira akan ada pengecualian bagi produksi dari Kanada, yang ternyata tidak demikian dan memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kami,” lanjut Harvey.

Laporan Alcoa menyebutkan bahwa jumlah pendapatan yang telah disesuaikan sebelum dikenakan bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi diperkirakan akan berkisar antara US$3 miliar hingga US$3,2 miliar, turun dari perkiraan sebelumnya pada kisaran antara US$3,5 miliar hingga US$3,7 miliar.

Pada saat yang sama, sejumlah manufaktur di Pittsburgh, AS, melaporkan penjualan dan pendapatannya justru mengalami kenaikan pada kuartal II/2018.

Dalam laporan Alcoa menyebutkan bahwa ketidakpastian masih terus bertahan dalam rantai pasokan global karena tarif AS dan gangguan pasokan alumina yang terus berlanjut di wilayah Atlantik.

Harga aluminium merosot sekitar 25% dari harga puncaknya yang dicapai pada April lalu karena terkena dampak dari sanksi AS ke perusahaan produsen aluminium terbesar di dunia di luar China United Co. Rusal.

Pada perdagangan Kamis (19/7), harga aluminium tercatat mengalami penurunan sebanyak 5 poin atau 0,25% menjadi US$2.027 per ton dan tercatat turun 10,63% selama tahun berjalan.

Saham Alcoa merosot 0,9% setelah penutupan perdagangan di New York pada Selasa (18/7). Sahamnya tercatat menurun 11% sepanjang tahun ini hingga penutupan sesi terakhir. Adapun, saham Century Aluminum Co., produsen aluminium terbesar kedua di AS, anjlok 1,6% pada akhir perdagangan Selasa (18/7).

Alcoa juga melihat adanya penyusutan produksi global pada komoditas logam aluminium pada tahun ini dengan outlook yang turut terpangkas karena adanya kelebihan pasokan dari China sebagai produsen aluminum terbesar di dunia.

Permintaan pada logam tersebut diperkirakan akan tetap melebihi pasokan dengan kisaran antara 1,1 juta hingga 1,5 juta metrik ton. Jumlah tersebut berbanding terbalik dengan perkiraan pada April lalu akan kemerosotan permintaan dalam kisaran antara 600.000 – 1 juta ton.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper