Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok AS Naik, Harga Minyak WTI Beringsut Turun

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) bergerak ke posisi lebih rendah pada perdagangan pagi ini, Rabu (18/7/2018), menyusul laporan kenaikan jumlah persediaan minyak mentah di AS, justru saat para analis memperkirakan adanya penurunan.
Harga Minyak WTI/Reuters
Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) bergerak ke posisi lebih rendah pada perdagangan pagi ini, Rabu (18/7/2018), menyusul laporan kenaikan jumlah persediaan minyak mentah di AS, justru saat para analis memperkirakan adanya penurunan.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2018 diperdagangkan di level US$67,77 pada pukul 4.39 sore waktu setempat di New York Mercantile Exchange, setelah ditutup di US$68,08 per barel pada perdagangan Selasa (17/7).

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman September 2018 naik 32 sen dan berakhir di US$72,16 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$5 terhadap WTI untuk bulan yang sama.

Dilansir Bloomberg, bursa minyak di New York beringsut lebih rendah dalam after-hours trading setelah American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan kenaikan persediaan minyak mentah nasional sebesar 629.000 barel pekan lalu.

Di sisi lain, para analis dalam survei Bloomberg sebelumnya memperkirakan penurunan persediaan sebesar 4,1 juta barel.

Laporan API juga menunjukkan suplai minyak mentah di Cushing, Oklahoma, turun 1,34 juta barel pekan lalu. Pada saat yang sama, stok bensin bertambah 425.000 barel, sedangkan persediaan minyak sulingan naik 1,71 juta.

“Jelaslah, jika EIA mengonfirmasikan [kenaikan persediaan], maka akan memberi tekanan lebih pada minyak mentah. Kita bisa melihat penurunan lagi,” ujar James Williams, presiden perusahaan riset energi WTRG Economics.

Namun, karena laporan Energy Information Administraion (EIA) terakhir menunjukkan impor minyak mentah AS turun untuk pertama kalinya sejak awal Juni, kemungkinan akan terjadi peningkatan impor.

Fokus pasar juga tetap tertuju pada langkah sejumlah produsen minyak termasuk Libya, Arab Saudi, dan Amerika Serikat yang meningkatkan produksi ketika perselisihan perdagangan AS-China mengancam untuk menghentikan pertumbuhan dalam permintaan energi.

“Ada potensi untuk berada dalam pasar yang mengalami kelebihan pasokan dimana Saudi akan memompa sebanyak yang mereka bisa,” kata Tariq Zahir, commodity fund manager di Tyche Capital Advisors LLC. "Diperlukan penghentian suplai untuk harga bergerak lebih tinggi secara signifikan.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper