Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Jagung Meningkat, Padi Diprediksi Menurun

Produksi jagung tahun ini mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun lalu didorong oleh harga yang relatif baik.
Presiden Joko Widodo memanen jagung bersama petani saat panen raya jagung di Perhutanan Sosial, Ngimbang, Tuban, Jawa Timur, Jumat (9/3/2018)./ANTARA-Zabur Karuru
Presiden Joko Widodo memanen jagung bersama petani saat panen raya jagung di Perhutanan Sosial, Ngimbang, Tuban, Jawa Timur, Jumat (9/3/2018)./ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA— Produksi jagung tahun ini mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun lalu didorong oleh harga yang relatif baik.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir menyebutkan hingga saat ini, produksi padi dalam negeri telah mencapi 26 juta ton. Padahal, produksi sepanjang tahun lalu, menurutnya hanya ada di angka 22 juta ton.

“Produktivitas jagung sudah bertambah luasannya juga begitu, bertambah. Yang terkahir ini karena petani banyak yang tertarik dan menguntungkan budidayanya,” kata Winarno ketika dihubungi Bisnis, Senin (16/7/2018).

Saat ini, menurutnya harga jagung sampai di pabrik mencapai Rp3.800 per kilogram. Hal ini pun merangsang petani untuk menanam jagung.

Hal berbeda terjadi pada komoditas padi. Menurut Winarno, tekanan harga yang dialami komoditas ini membuat petani merasa enggan untuk menanam. Dia bercerita harga pembelian pemerintah (HPP) yang masih bertahan sejak 2015 ditambah dengan inflasi yang terjadi membuat margin petani semakin menipis bahkan hampir merugi.

“Nah sementara HPP masih menggunakan Inpres 5/2015, jadi GKP nya masih Rp3.700. Hasil dari survey kepada petani, bahwa biaya produksi petani per kilogram GKP [gabah kering panen] itu Rp4.200 an. Jadi, ini kan ditekan terus, harga nggak dinaikkan,” jelasnya.

Adapun untuk harga gabah kering giling di sejumlah daerah seperti Majalengka, Majalengka dan Indramayuada di level Rp4.700.

Kontras harga yang terjadi antara dua komoditas ini disebut berpotensi mendorong petani untuk merubah jenis tanaman yang ditanam.

“Jadi, ini merangsang petani untuk bertanam jagung. Apa memang pemerintah membat harga jagung bagus sehingga petani berpindah jagung saya juga tidak tahu karena nyatanya kondisi di lapangan seperti itu. Petani kan banyak tertarik karena harganya ditekan. Ya ini berhitunglah, semua juga pasti berhitung mana yang lebih untung,” paparnya.

Sementara itu, berdasarkan data sementara dari Kementerian Pertanian, realisasi luas tanam jagung hingga Mei 2018 baru mencapai 1,956 juta ha atau lebih rendah dibanding realisasi sepanjang periode yang sama tahun lalu yang mencapai 2,040 juta ha. adapun realisasi luas tanam jagung sepanjang 2017 berdasarkan data sementara tersebut mencapai total 6,059 ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper