Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov Jateng Bidik Pasar Timur Tengah

Mengantisipasi dampak perang dagang yang terjadi antara Amerika dan China, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mulai menjajaki pasar ekspor ke negara-negara Timur Tengah.
Infografis nilai ekspor nonmigas Indonesia selama Januari-April 2018./Bisnis-Tim Artistik
Infografis nilai ekspor nonmigas Indonesia selama Januari-April 2018./Bisnis-Tim Artistik

Bisnis.com, SEMARANG - Mengantisipasi dampak perang dagang yang terjadi antara Amerika dan China, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mulai menjajaki pasar ekspor ke negara-negara Timur Tengah.

Kepala Disperindag Jawa Tengah, Arif Sambodo mengatakan, adanya kebijakan Amerika dan negara maju lainnya yang akan meninjau ulang kebijakan tarif ekspor, memaksa Pemerintah Indonesia untuk membuka pasar ke negara lain.

"Di samping meningkatkan kualitas produk ekspor, kita juga membuka peluang pasar baru, seperti di Timur Tengah, Afrika, Amerika Selatan dan Eropa Timur," kata Arif Sambodo, Kamis (12/7/2018).

Dikatakan, sudah saatnya Indonesia mulai melihat pasar nontradisional ke negara-negara tersebut, agar dampak peninjaun tarif ekspor yang diwacanakan negara-negara maju tersebut bisa diminimalisir.

"Kita perlu menengok pasar nontradisional. Kita sudah bicara dengan pemerintah Chili, Afrika Selatan, dan nanti November ada pembicaraan di Jeddah, ini jadi upaya dorongan membuka pasar ekspor kita," ujarnya.

Produk yang diekspor nantinya bermacam-macam, tidak hanya tekstil dan barang tekstil, namun juga ada furniture, produk makanan minuman dan lainnya.

"Kebanyakan masyarakat Arab menyukai barang dari logam mereka itu suka, permintaannya cukup tinggi, sehingga ini menjadi potensi yang sangat besar," ucapnya.

Data Ekspor

Sementara itu, untuk mempermudah rencana tersebut, akan dilakukan beberapa langkah seperti pembicaraan dengan negara terkait, promosi dan lainnya.

"Ini jadi sasaran untuk melebarkan pasar, kita akan komunikasi dan promosi. Ini jadi misi dagang. Kita juga baru saja melatih para eksportir agar tahu cara membuka pasar karena negara-negara itu berbeda dalam menyikapi, sehingga kita harus tahu pola-polanya," katanya.

Adapun, dari data BPS Ekspor Jawa Tengah Mei 2018 mengalami peningkatan sebesar 10,02% atau sebesar US$54,85 juta. Secara kumulatif, ekspor periode Januari-Mei 2018 mencapai US$2.784,31 juta naik 13,80% dari ekspor kumulatif Januari-Mei 2017 US$2.446,62 juta.

Sementara itu, negara pangsa pasar utama ekspor Jawa Tengah selama periode Januari-Mei 2018 adalah Amerika Serikat, Jepang dan China.

Ekspor kumulatif ke ketiga negara tersebut periode Januari-Mei 2018 masing masing adalah sebesar US$747,36 juta, US$343,29 juta, dan USS 214,66 juta. Peranan ketiga negara tersebut terhadap ekspor Jawa Tengah periode Januari-Mei 2018 mencapai 46,88%.

Ekspor Jawa Tengah ke kawasan Asean selama periode Januari-Mei 2018 mencapai USS 282,18 juta atau berkontribusi sebesar 10,13% terhadap total ekspor Jawa Tengah. Ekspor ke kawasan Uni Eropa tercatat sebesar US$374,41 juta atau berkontribusi sebesar 13,45% dan ekspor ke kawasan negara-negara utama Iainnya (9 negara) tercatat sebesar US$1.651,34 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper