Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pedagang dan Produsen Keberatan Rencana SNI Gula Merah

Rencana penetapan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk komoditas gula merah sukrosa dikhawatirkan hanya akan mengerek harga jual yang pada akhirnya memberatkan konsumen.
Gula merah/Rewards4mom
Gula merah/Rewards4mom

Bisnis.com, JAKARTA — Rencana penetapan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk komoditas gula merah sukrosa dikhawatirkan hanya akan mengerek harga jual yang pada akhirnya memberatkan konsumen.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri berharap agar rencana tersebut dievaluasi. Lagipula, pemerintah belum mensosialisasikannya.

Dia khawatir, penerapan SNI tanpa sosialisasi akan membuat pelaku industri gula merah—yang kebanyakan berkelas industri kecil menengah (IKM)—kesulitan dan malas berproduksi.

“Produsen gula merah ini biasanya tradisional. Kalau ditetapkan standar, mereka kesulitan dan berhenti produksi dan stok bisa berkurang. Akibatnya, harga melonjak,” tuturnya kepada Bisnis.com, Rabu (11/7/2018).

Berdasarkan data Ikappi, rerata harga gula merah di pasaran saat ini adalah Rp15.000/kg, sedangkan harga gula kristal putih Rp13.400/kg.

Adapun, menurut rekapan Kementerian Perindustrian, produksi gula merah tersentral di Jawa Tengah, yaitu Banjarnegara, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, dan Cilacap. Total produksinya belum terekapitulasi karena kebanyakan pelaku IKM tidak membagi datanya.

Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan surat kepada Menteri Perindustrian dan Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) berisi petisi menolak rencana SNI gula merah sukrosa, karena akan memberikan dampak negatif kepada pelaku IKM gula kelapa, masyarakat, dan negara.

Menganggapi keluhan-keluhan itu, Kepala Pusat Perumusan BSN Hendri Kusumo berharap produsen tidak mengkhawatirkan rencana penerapan standar untuk gula merah. Dia berjanji kebijakan itu tidak akan menciderai produsen.

“Bahkan, cerita-cerita sebelumnya, produk dari produsen yang telah menerapkan SNI malah lebih laku di pasaran,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper