Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendidikan Anak TKI di Malaysia Jadi Perhatian

Selain menaruh perhatian mengenai perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad juga memberikan perhatian terhadap keluarga para TKI.
Sejumlah TKI yang dideportasi dari Malaysia beraktivitas di penampungan rusunawa, Nunukan Selatan, Nunukan, Kalimantan Utara, Sabtu (22/4/2017)./Antara-M Rusman
Sejumlah TKI yang dideportasi dari Malaysia beraktivitas di penampungan rusunawa, Nunukan Selatan, Nunukan, Kalimantan Utara, Sabtu (22/4/2017)./Antara-M Rusman

Bisnis.com, BOGOR -- Selain menaruh perhatian mengenai perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad juga memberikan perhatian terhadap keluarga para TKI.

Mahathir bahkan sempat menyebut bahwa jumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Malaysia cukup banyak dengan jalur masuk beragam mulai dari yang legal hingga ilegal.

"Kita sadar juga bahwa rakyat indonesia yang berada di Malaysia ada yang datang secara halal, ada yang datang dengan tidak legal. Tetapi kita sadar bahwa yang datang secara legal ini, mereka datang dengan keluarga, termasuk anak-anak mereka," katanya saat memberikan keterangan resmi di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6/2018).

Menurutnya, anak-anak para TKI itu perlu mendapat pelajaran dan dapat pergi ke sekolah. Di Semenanjung Malaysia, lanjut Mahathir, sudah ada beberapa sekolah meski jumlahnya masih terbatas.

Tetapi di Sabah-Serawak diakui belum ada sekolah yang boleh dimasuki anak-anak orang Indonesia sehingga hal tersebut masuk ke dalam prioritas pembicaraan kedua pemimpin tersebut.

Merespons perhatian Mahathir terhadap keluarga para TKI di Malaysia yang masih kesulitan mengakses pendidikan, Menteri Luar Negeri Retno L. P. Marsudi mengungkapkan hal itu juga menjadi perhatian dari Presiden Joko Widodo.

"Memang sudah banyak sekali penambahan yang kami lakukan untuk community learning center (CLC). Dalam beberapa bulan terakhir ini, enam bulan, kami menambah sekitar 50 CLC di Malaysia," terangnya.

Retno menjelaskan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia terus melakukan pembicaraan mengenai hak pendidikan untuk WNI di Malaysia. Dalam hal ini, CLC menjadi prioritas bagi keluarga para TKI yang bekerja di Malaysia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper