Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hitung Cepat Pilkada, Ini Pesan Gubernur Jatim

Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengimbau masyarakat untuk tidak langsung mempercayai hasil hitung cepat atau quick count Pilkada serentak 2018.
Kapolres Trenggalek AKBP Didit Bambang WS (kanan) melakukan perencanaan strategi pengamanan pilkada serentak dengan metode tactical floor game saat apel pergeseran pasukan keamanan di halaman Mapolres Trenggalek, Trenggalek, Jawa Timur, Senin (25/6/2018)./Antara-Destyan Sujarwoko
Kapolres Trenggalek AKBP Didit Bambang WS (kanan) melakukan perencanaan strategi pengamanan pilkada serentak dengan metode tactical floor game saat apel pergeseran pasukan keamanan di halaman Mapolres Trenggalek, Trenggalek, Jawa Timur, Senin (25/6/2018)./Antara-Destyan Sujarwoko

Bisnis.com, SURABAYA — Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengimbau masyarakat untuk tidak langsung memercayai hasil hitung cepat atau "quick count" Pilkada serentak 2018.

"Hitungan final tetap berada di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur pada 3 Juli 2018," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Selasa (26/6/2018).

Menurut dia, hasil hitung cepat bisa menimbulkan kegaduhan, kemudian calon yang sementara unggul melakukan hura-hura berlebihan, padahal belum dipastikan pemenangnya sesuai hasil rekapitulasi.

Khawatirnya, kata dia, hasil hitung cepat berbeda dengan hasil KPU karena angka yang diakui dan dibenarkan adalah berdasarkan rekapitulasi penyelenggara, bukan hitung cepat.

Pakde Karwo, sapaan akrabnya, mengaku tak bermaksud membatasi aktivitas lembaga tertentu yang menayangkan hasil hitung cepat, tapi disebutnya lebih baik jika evaluasi dilakukan setelah proses tahapan pilkada selesai.

Sementara itu, Ketua KPU Jatim Eko Sasmito mengaku sudah ada sejumlah lembaga hitung cepat yang berkoordinasi melakukan hitung cepat hasil Pilkada Jatim 2018.

"Sudah ada yang melapor dan saya tidak ingat jumlahnya, tapi lebih dari 10 lembaga," katanya.

Pilkada Jatim digelar 27 Juni 2018 untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2019-2024 diikuti dua pasangan calon, yakni Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dengan nomor urut 1, dan Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno nomor urut 2.

Pasangan nomor 1 merupakan calon dari koalisi Partai Demokrat, Golkar, PAN, PPP, Hanura dan NasDem, sedangkan pasangan nomor 2 adalah calon dari gabungan PKB, PDI Perjuangan, PKS serta Gerindra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper