Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasca Penangkapan CEO, Audi Sibuk Cari Pimpinan Baru

Dewan Direksi Audi akan kembali mengadakan rapat terkait kekosongan pimpinan. Hal ini terjadi setelah Rupert Staedler, sebelumnya orang nomor satu merek paling menguntungkan milik grup Volkswagen tersebut, ditahan, demikian mengutip Reuters, Selasa (19/6/2018).
Logo Audi terlihat pada sebuah kendaraan yang diparkir di halaman depan kantor pusat produsen otomotif tersebut di Ingolstadt, Jerman./Reuters-Audi Reuters-Lukas Barth
Logo Audi terlihat pada sebuah kendaraan yang diparkir di halaman depan kantor pusat produsen otomotif tersebut di Ingolstadt, Jerman./Reuters-Audi Reuters-Lukas Barth

Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Direksi Audi akan kembali mengadakan rapat terkait kekosongan pimpinan. Hal ini terjadi setelah Rupert Staedler, sebelumnya orang nomor satu merek paling menguntungkan milik grup Volkswagen tersebut, ditahan, demikian mengutip Reuters, Selasa (19/6/2018).

Awal pekan ini rapat antara Volkswagen dan Audi tidak mencapai titik temu. Perusahaan masih berupaya untuk melawan pemberitaan soal penetapan Staedler sebagai tersangka dalam skandal emisi oleh otoritas Jerman.

Penangkapan Staedler adalah buntut dari pengungkapan skandal emisi oleh otoritas Amerika Serikat pada September 2015. Diduga perusahaan mencurangi sistem dengan perangkat lunak ilegal.

Setelah kejadian tersebut Staedler diserang oleh media, politisi, dan serikat buruh. Namun dia selamat dari perombakan manajemen karena mendapat dukungan dari Piech dan Porsche yang mengontrol pasar terbesar di Eropa.

Pekan lalu jaksa di Munich, Jerman tengah menginvestigasi Staedler yang diduga bertanggung jawab mendistribusikan mobil di Eropa yang sudah dilengkapi perangkat lunak ilegal itu. Selain itu dia juga dituduhkan atas dugaan penipuan dan iklan palsu.

Staedler ditahan karena diduga menghilangkan barang bukti. Dia ditangkap di kediamannya pada dini hari.

Adapun KBA Jerman mendeteksi ada masalah di perangkat lunak kontrol emisi model diesel Euro 6 Audi teranyar. Pengawas transportasi dan otomotif ini telah memerintahkan penarikan kembali atau recall 127.000 unit kendaraan, mengutip Reuters, Selasa (23/1/2018).

KBA memberitahukan Audi untuk merespons permintaan recall dengan tenggat waktu 2 Februari 2018. Sementara itu Audi mengatakan bahwa model tersebut telah dimasukkan dalam penarikan kembali 850.000 unit kendaraan diesel dengan mesin V6 dan V8 yang diumumkan pada bulan Juli 2017.

Pada bulan November, Audi mengumumkan penarikan 5.000 unit mobil di Eropa untuk memperbaiki perangkat lunak setelah menemukan bahwa mereka mengeluarkan terlalu banyak nitrogen oksida, gas yang juga menjadi masalah induk perusahaan Audi, Volkswagen dalam skandal dieselgate.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus ini ditemukan pada 2015. Perusahaan diketahui memanipulasi perangkat lunak mesin sehingga kendaraan seperti memenuhi standar emisi nitrogen oksida (NOx) dalam pengujian laboratorium. Namun dalam kondisi nyata, mesin VW menghasilkan hingga 40 kali lipat tingkat dari yang diizinkan.

Beberapa model Audi diduga terpengaruh dan Audi telah dituduh dalam laporan media karena telah mengetahui hal tersebut bertahun-tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper