Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Sikap BI Hadapi Kenaikan Suku Bunga AS

Merespons kebijakan bank sentral AS dan Eropa, Gubernur Bank Indonesia menegaskan tetap akan menempuh kebijakan lanjutan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan paparan saat konferensi pers Rapat Dewan Gubernur Tambahan di Jakarta, Rabu (30/5/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan paparan saat konferensi pers Rapat Dewan Gubernur Tambahan di Jakarta, Rabu (30/5/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Merespons kebijakan bank sentral AS dan Eropa, Gubernur Bank Indonesia menegaskan tetap akan menempuh kebijakan lanjutan.

Ramuan kebijakan tersebut masih konsisten, yakni kebijakan yang pre-emptive, front loading, dan ahead the curve.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan kebijakan lanjutan ini dapat berupa kenaikan suku bunga yang disertai dengan relaksasi kebijakan Loan-to-Value (LTV) untuk mendorong sektor perumahan.

"Selain itu, kebijakan intervensi ganda, likuiditas longgar, dan komunikasi yang intensif tetap dilanjutkan," paparnya dalam pernyataan resmi, Selasa (19/6/2018).

Perry juga menegaskan BI, pemerintah, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus mempererat koordinasi untuk memperkuat stabilitas dan mendorong pertumbuhan. Bank sentral tetap meyakini ekonomi Indonesia, khususnya pasar aset keuangan, tetap kuat dan menarik bagi investor, termasuk investor asing.

"Dengan investasi yang terjaga, stabilitas ekonomi juga diharapkan tetap terjaga dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat," tambahnya.

BI bakal menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) berikutnya pada 27-28 Juni 2018. Dalam RDG terakhir yang berlangsung pada 30 Mei 2018, bank sentral mengerek BI 7-Day Repo Rate menjadi 4,75%.

Seperti diketahui, bank sentral AS menaikkan Fed Federal Reserve (FFR) sebesar 25 basis poin menjadi 1,75% hingga 2% dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC), Rabu (13/6). Kenaikan tersebut merupakan langkah kenaikan suku bunga kedua pada 2018.

Dalam pernyataan resminya, Gubernur The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa kenaikan suku bunga acuan mencerminkan perbaikan ekonomi negara tersebut yang ditunjukkan oleh menurunnya angka pengangguran menjadi 3,8%, angka terbaik sejak 2000.

Sementara itu, Kamis (14/6), The European Central Bank (ECB) memutuskan menahan tingkat suku bunga acuannya sebesar 0% pada bulan ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper