Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WISATA GUNUNG MERAPI, Begini Kondisi Terkini Lebaran 2018

Penurunan terjadi bukan hanya karena status Gunung Merapi yang masih waspada, tapi juga karena libur lebaran yang relatif lebih lama membuat wisatawan memilih objek wisata lainnya.
 Pengunjung ramai menikmati wisata jip Merapi pada Senin (18/6/2018)./JIBI-Fahmi Ahmad Burhan
Pengunjung ramai menikmati wisata jip Merapi pada Senin (18/6/2018)./JIBI-Fahmi Ahmad Burhan

Bisnis.com, SLEMAN—Jumlah kunjungan di beberapa objek wisata di lereng Merapi menurun pada lebaran tahun ini.

Meski demikian, penurunan terjadi bukan hanya karena status Gunung Merapi yang masih waspada, tapi juga karena libur lebaran yang relatif lebih lama membuat wisatawan memilih objek wisata lainnya.

Beberapa kawasan wisata di lereng Merapi seperti Kawasan Wisata Kaliurang, Kawasan Wisata Kaliadem, Taman Nasional Gunung Merapi, dan jip Merapi di libur lebaran tahun ini mengalami penurunan.

Berdasarkan data dari masing-masing kawasan, seperti di Kawasan Wisata Kaliurang, penurunan terjadi sekitar 50% dibanding libur lebaran di tahun lalu.

“Hampir separuhnya turun, karena beberapa hal salah satunya, status Gunung Merapi masih waspada,” ujar Staf Pengelola Kawasan Wisata Kaliurang Atmadi Kurniawan kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Senin (18/6/2018).

Atmadi mengatakan puncak paling ramai kunjungan terjadi di H+2 lebaran atau pada Minggu (17/6). Berdasarkan data dari gerbang Kawasan Wisata Kaliurang, dari mulai hari pertama lebaran, sampai H+2 kenaikan jumlah kunjungan secara berturut-turut terjadi. Di hari pertama lebaran atau pada Jumat (15/6) jumlah kunjungan mencapai 957 orang, jumlah itu meningkat di hari berikutnya menjadi 2677 orang. Pada puncak kenaikan kunjungan di Minggu (17/6) jumlah kunjungan mencapai 3.703.

Penurunan juga dirasakan oleh komunitas jip merapi. Ketua Komunitas Jip Goa Jepang Sukisman mengatakan meskipun saat ini Senin (18/6) terjadi perkembangan tiap harinya, namun apabila dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah wisatawan yang menjajal jip wisata di Merapi menurun.

“Penurunan terjadi kalau tahun lalu satu hari satu jip bisa jalan empat kali, sekarang menurun jadi tiga kali, paling penurunannya 20 sampai 30 persen,” jelasnya, Senin (18/6).

Menurut Sukisman, penurunan yang terjadi bukan hanya karena status Gunung Merapi yang masih waspada, tapi juga disebabkan faktor lain seperti lamanya libur lebaran. Ia mengatakan, libur lebaran yang lama membuat wisatawan akan memilih beberapa objek wisata lain selain di kawasan Gunung Merapi.

Menurut Sukisman, sejak erupsi besar terjadi di 2010, sudah dua kali status waspada Gunung Merapi ada pada libur lebaran. “Namun kalau kondisinya seperti ini, biasanya setelah statusnya jadi aman lagi, malah banyak yang berkunjung ke sekitaran Gunung Merapi, karena ingin tahu dari dekat soal kondisinya,” jelasnya.

Staf Pengelola objek wisata Tlogo Muncar yang masuk pada Taman Nasional Gunung Merapi, Betty Ningsih mengatakan sama seperti beberapa objek wisata lainnya, puncak keramaian ada pada H+2 lebaran.

Sedangkan menurutnya, penurunan kunjungan juga dirasakan di Tlogo Muncar jika dibandingkan dengan tahun lalu. Namun menurutnya, bukan hanya dari status Gunung Merapi saja, tapi semakin banyaknya objek wisata di sekitaran Gunung Merapi membuat wisatawan memilih ke beberapa objek wisata baru.

“Di hari libur lebaran, untuk Tlogo Muncar jumlah kunjungan bisa mencapai sekitar 4.000 pengunjung,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Sumber : JIBI/Harian Jogja
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper