Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hingga Mei 2018, PLN Teken 3 PPA Pembangkit Listrik

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah menandatangani tiga kontrak jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA) untuk program 35.000 megawatt (MW) sepanjang Januari hingga Mei 2018.
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan PLTU di Ujungnegoro, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan PLTU di Ujungnegoro, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Harviyan Perdana Putra

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah menandatangani tiga kontrak jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA) untuk program 35.000 megawatt (MW) sepanjang Januari hingga Mei 2018.

Direktur Perecanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman mengatakan bahwa ketiga PPA yang diteken tersebut merupakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). 

“PPA ada tiga.  Kemarin itu total kapasitasnnya sekitar 800 MW,” ujar Syofvi, Selasa (5/6/2018).

Berdasarkan data PLN, sampai dengan April 2018 ini, proyek pembangkit dari program 35.000 MW yang telah memasuki tahap PPA sudah mencapai 31.997 MW atau 91,42%.  Terdapat penambahan kapasitas sebesar 805 MW dari tahun lalu yang mencapai 31.172 MW.

Proyek pembangkit yang telah terkontrak dan memasuki tahap kontruksi hingga April 2018 telah mencapai 49,12%, yakni sebesar 17.192 MW atau ada penambahan 76 MW dari tahun lalu. 

Untuk proyek pembangkit yang telah beroperasi secara komersial atau COD (commercial on date) baru mencapai 1.604 MW atau 4,58%.  Hal ini mengingat pengoperasian proyek bisa membutuhkan waktu lebih lama karena menyesuaikan jenis pembangkit dan kapasitas.

Prakiraan masa pembangunan pembangkit untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) memakan waktu sekitar 5—6 tahun, pembangkit panas bumi (PLTP) bisa 5—6 tahun, pembangkit listrik tenaga aap (PLTU) di atas 600 MW bisa mencapai 6 tahun dan di bawah 600 MW mencapai 3 tahun.

Syofvi berujar dengan capaian saat ini, jumlah pengadaan pembangkit program 35.000 MW tersisa sekitar 3.000 MW.  Dari jumlah tersebut, sekitar 1.000 MW menjadi bagian dari pengembang swasta atau independent power producer (IPP).

Rencananya penyelesaian kontrak jual beli milik IPP tersebut akan dirampungkan paling lama tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper