Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Manufaktur Mei Menggeliat, Tertinggi Sejak Juni 2016

Sektor manufaktur Tanah Air terus menunjukkan peningkatan, terutama digerakkan oleh penguatan permintaan dalam negeri.
Aktivitas karyawan di pabrik karoseri truk di kawasan industri Bukit Indah City, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (13/2). /Bisnis.com-NH
Aktivitas karyawan di pabrik karoseri truk di kawasan industri Bukit Indah City, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (13/2). /Bisnis.com-NH

Bisnis.com, JAKARTA—Sektor manufaktur Tanah Air terus menunjukkan peningkatan, terutama digerakkan oleh penguatan permintaan dalam negeri.

Nikkei Indonesia Manufacturing Purchasing Managers’ Index (PMI) pada Mei berada di angka 51,7 atau naik tipis dibandingkan dengan indeks April yang bertengger di level 51,6. Data indeks di atas 50 menunjukkan peningkatan, sedangkan di bawah 50 mengindikasikan penurunan.

Meski besaran kenaikan tergolong sedang, kenaikan ini justru merupakan yang terkuat sejak Juni 2016. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan permintaan yang signifikan sejak Juli 2014. Kenaikan produksi pada laju yang cukup kencang secara historis.

Dari sisi produksi, perusahaan-perusahaan manufaktur mengalami peningkatan selama 4 bulan berturut-turut. Fase ini menandai periode ekspansi terpanjang selama 5 tahun terakhir. 

Kondisi permintaan domestik yang menguat didukung oleh order dari klien baru. Sebaliknya, permintaan ekspor turun selama 6 bulan berturut-turut.
Panelis mengaitkan penurunan pada permintaan baru dari luar negeri dengan pelemahan pasar internasional. Akan tetapi, tingkat penurunan mulai mereda sejak rekor tertinggi selama 13 bulan pada April 2018.

Aashna Dodhia, Ekonom IHS Markit, mengatakan perbaikan sektor manufaktur Indonesia pada Mei 2018 merupakan yang terkuat sejak Juni 2016. Hal ini menggambarkan penguatan permintaan domestik karena permintaan global untuk barang Indonesia masih lesu.

“Harapan perbaikan lanjutan pada permintaan mendorong kepercayaan diri berbisnis terhadap perkiraan 12 bulan ke posisi tertinggi selama 3 bulan," ujarnya Senin (4/6/2018).

Pada waktu yang sama, tekanan inflasi naik dan biaya produksi naik tajam dalam kurun waktu lebih dari 2,5 tahun sehingga harga jual melambung sejak Desember 2015. Tekanan berkelanjutan terhadap rupiah menyebabkan kenaikan tajam pada biaya produksi sejak Oktober 2015. 

Keputusan Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak 2014 juga diharapkan akan membantu melindungi Indonesia dari pelarian modal asing dan mengurangi tekanan pada rupiah.

Meskipun ada peningkatan lebih lanjut dalam volume pesanan baru, penumpukan kerja menurun selama Mei. Perusahaan memiliki sumber daya yang cukup untuk menyelesaikan order

Nikkei Indonesia Manufacturing PMI disusun berdasarkan data yang dikompilasi dari respons bulanan lewat kuesioner yang dikirimkan kepada lebih dari 300 perusahaan industri. Sektor manufaktur yang disurvei terbagi dalam delapan kelompok utama, yaitu logam dasar, kimia dan plastik, listrik dan optik, makanan dan minuman, teknik mesin, tekstil dan busana, kayu dan kertas, dan transportasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper