Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Sinyal BI Bakal Naikkan Suku Bunga Lagi, Ini Komentar Bos BEI

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menilai rencana Bank Indonesia (BI) untuk kembali menaikkan suku bunga harus dihitung dengan cermat.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio memberikan penjelasan mengenai kondisi pasar modal, di Jakarta, Kamis (26/4/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio memberikan penjelasan mengenai kondisi pasar modal, di Jakarta, Kamis (26/4/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menilai rencana Bank Indonesia (BI) untuk kembali menaikkan suku bunga harus dihitung dengan cermat.

Menurutnya, jika suku bunga hanya akan dinaikkan sebesar 25 bps, hal itu tidak akan berpengaruh banyak. Sebab BI telah kehilangan momentum di mana kebijakan menaikkan suku bunga diambil setelah mengalami dampak dari gejolak ekonomi.

Ini akan berbeda jika BI menaikkan suku bunga pada saat rupiah menembus level Rp14.000. Tito menilai, dampak kebijakan ini akan berbeda jika bank sentral menaikkan suku bunga sebesar 50 bps.

"Kalau naik 25 bps percuma tidak ada dampak, ini hanya psikologi untuk mengejar ketertinggalan dampak ekonomi. Berbeda kalau dinaikkan 50 bps, ini akan berdampak meskipun akan ada konsekuensi," katanya, Rabu (30/5/2018).

Dia menambahkan, jika BI menaikkan suku bunga 7 Days Repo rate sebesar 50 bps, maka hal itu akan memberatkan perbankan. Perbankan dipastikan akan menaikkan bunga kredit karena secara total bank sentral telah menaikkan suku bunga sebesar 75 bps.

Selain itu, kenaikan ini juga akan berdampak pada inflasi. Ini tentu akan memberatkan masyarakat di tengah tingginya daya beli jelang Idulfitri. "Momentum kenaikan suku bunga sudah lewat. jadi harus dipilih yang bisa memberikan dampak."

Sementara itu, terkait pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) menurut Tito tidak sepenuhnya terpengaruh oleh suku bunga. Kata dia, faktor lain yang mempengaruhi adalah perang dagang, krisis di Italia, serta faktor eksternal lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper