Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Ikan Olahan Ke Jepang Dominan

Ekspor produk pengolahan hasil perikanan dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah ke Jepang selama 2017 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekspor ke Jepang juga yang terbesar dibandingkan negara tujuan ekspor lainnya.
Dokumentasi Pekerja membongkar muat ikan tuna kualitas ekspor di salah satu tempat penampungan di Desa Ulee Lheu, Banda Aceh, Aceh, Kamis (10/3/2016). Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan berupaya meningkatkan pendapatan dari ekspor ikan tuna ke pasar global melebihi dari target tahun lalu sebesar US$800 juta per tahun. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/nz)
Dokumentasi Pekerja membongkar muat ikan tuna kualitas ekspor di salah satu tempat penampungan di Desa Ulee Lheu, Banda Aceh, Aceh, Kamis (10/3/2016). Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan berupaya meningkatkan pendapatan dari ekspor ikan tuna ke pasar global melebihi dari target tahun lalu sebesar US$800 juta per tahun. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/nz)

Bisnis.com, PALU -- Ekspor produk pengolahan hasil perikanan oleh PT Dua Putra Utama Makmur Tbk, Kabupaten Pati, Jawa Tengah ke Jepang selama 2017 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Ekspor ke Jepang juga yang terbesar dibandingkan negara tujuan ekspor lainnya," kata Direktur PT Dua Putra Utama Makmur Tbk Risma Ardhi Chandra didampingi Sekretaris Perusahaan PT DPUM Tbk Denny Yuniarto ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2017 dan Publik Expose di ruang pertemuan Pandawa PT DPUM Tbk di Jalan Raya Pati-Juwana kilometer 7, Purworejo, Pati, Kamis (24/5).

Dia mengatakan ekspor ke Jepang saat ini lebih dari 75% dari total ekspor dengan jumlah pembeli yang bertambah secara bertahap. Untuk itu, kata dia, perusahaan memantapkan pasar Jepang, khususnya produkp-produk kategori "value added" dan "premium".

Saat ini, lanjut dia, perseroan memiliki kerja sama dengan sekitar 10 pembeli besar untuk pasar Jepang. Ekspor ke Jepang pada 2015, katanya, awalnya berkisar 10%, kemudian 2016 meningkat menjadi 34%, dan 2017 meningkat lagi menjadi 75% lebih.

Selain Jepang, pangsa pasar produk yang dihasilkan PT DPUM, yakni China, Vietnam, Amerika Seikat, Hongkong, Taiwan, Australia, Malaysia, dan Singapura. Upaya memperluas pangsa pasar di luar negeri, kata dia, memang dilakukan, termasuk dari Amerika Serikat juga sudah mendapatkan "green ticket".

Jepang, kata dia, sepanjang 2017 memang menjadi negara tujuan ekspor terbesar karena mencapai 77%, sedangkan China yang 2016 mencapai 26%, pada 2017 turun menjadi 7%, demikian halnya Vietnam yang awalnya naik menjadi 25%, pada 2017 turun menjadi 6%. Untuk negara lainnya, seperti Hong Kong dan Taiwan masing-masing 2%, sedangkan Australia, Malaysia, dan Singapura masing-masing 1%.

Dia menambahkan negara tujuan ekspor di luar Jepang nilai ekspornya memang mengalami fluktuasi, naik turun, karena produknya dominan kategori bahan mentah yang rentan terhadap fluktuasi pasar.

Sekretaris Perusahaan PT DPUM Tbk Denny Yuniarto menambahkan bahwa tren penjualan sejak 2015 hingga 2017 memang meningkat. Penjualan secara total untuk pasar ekpor maupun domestik, pada 2015 tercatat Rp732 miliar, kemudian pada 2016 meningkat menjadi Rp967 miliar, dan pada 2017 naik lagi menjadi Rp1,28 triliun.

Untuk penjualan di pasar ekspor pada 2015 tercatat sebesar Rp155 miliar, kemudian pada 2016 naik 32 persen menjadi Rp318 miliar dan pada 2017 naik lagi menjadi Rp326 miliar.

Pasar domestik juga mengalami kenaikan, pada 2015 tercatat Rp577 miliar, kemudian tahun berikutnya naik menjadi Rp649 miliar, dan pada 2017 naik menjadi Rp956 miliar.

"Dalam rangka mendukung bisnis perusahaan, maka kami mengembangkan varian produk baru untuk pemprosesan produk-produk kategori 'value added' dan 'produk premium'," ujarnya.

Hal tersebut, kata dia, sejalan dengan langkah strategis perusahaan yang memulai fokus pengembangan pemasaran kedua produk tersebut. Prosesnya, kata dia, menggunakan teknologi baru, seperti cooker machine, cooling conveyor, fryer machine, breaded shrimp line, dan tunnerl freecer IQF.

Sejumlah pengembangan tersebut, merupakan tindak lanjut dari transformasi bisnis yang mengubah model bisnisnya secara bertahap yang semula fokus pada perdagangan produk produk "raw material", sejalan dengan beroperasinya fasilitas pemprosesan produk perikanan yang modern di pabrik PT DPUM, maka perusahaan mengembangkan bisnis untuk produk-produk perikanan berbasis "value added product" dan "premium product" dengan bahan baku udang dan cumi.

"Kami menyebutnya sebagai produk?produk dengan kategori 'processing consumer good' dan bukan bersifat 'raw material' lagi," ujarnya.

Dengan pengembangan produk tersebut, PT DPUM lebih optimistis bahwa kinerjanya ke depan menjadi lebih baik karena pasar produk-produk tersebut lebih stabil daripada produk-produk dengan kategori "raw material" yang rentan terhadap fluktuatif sektor perdagangan bahan mentah serta dengan tingkat kompetisi yang makin ketat.

Dia menambahkan transformasi produk yang dilakukan bertahap merupakan langkah strategis perusahaan untuk jangka panjang dan dengan fokus utama yang berorientasi pasar ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : antaranews

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper