Harga Karet Tergelincir dari Level Tertinggi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet tergelincir ke zona merah pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (22/5/2018), mematahkan reli empat hari perdagangan berturut-turut sebelumnya.

Harga karet untuk pengiriman Oktober 2018, kontrak teraktif di Tokyo Commodity Exchange (Tocom), ditutup turun 0,50% atau 1 poin di level 199 yen per kilogram (kg).

Padahal, harga komoditas bahan utama pembuatan ban ini sempat melanjutkan penguatannya saat dibuka dengan kenaikan 0,30% atau 0,60 poin di posisi 200,60.

Pada perdagangan Senin (21/5), karet berakhir menguat 3,15% atau 6,10 poin di level 200, level tertinggi sepanjang masa kontrak berjalan.

Kei Kobashi, analis di Sumitomo Corp., mengatakan harga karet tergelincir setelah reli pada perdagangan Senin terlihat berlebihan, mempertimbangkan sejumlah fundamental untuk karet.

Menurut Lekshmi Nair, kepala bidang ekonomi dan statistik di International Rubber Study Group, produksi karet alam global dapat meningkat 2% pada 2018 dari perkiraan sebesar 13,55 juta ton untuk 2017.

Adapun konsumsi total, termasuk karet sintetis, dapat naik 3,2% dari perkiraan sebesar 28,47 juta ton untuk 2017.

Turut membebani pergerakan karet adalah akan berakhirnya musim produksi yang rendah di Thailand bulan ini. Reli karet sebelumnya ditopang musim produksi yang rendah hingga Mei di Thailand.

Sementara itu, nilai tukar yen hari ini terpantau terdepresiasi tipis 0,05% atau 0,06 poin ke posisi 111,11 per dolar AS pada pukul 14.33 WIB, setelah berakhir melemah 0,26% atau 0,29 poin di level 111,05 pada perdagangan Senin (21/5).

Di sisi lain, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2018 lanjut menguat 0,54% atau 0,39 poin ke posisi U$72,63 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 14.22 WIB.

Pergerakan Harga Karet Kontrak Oktober 2018 di Tocom

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel