Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fase Baru Patung Garuda Wisnu Kencana, Begini Perkembangannya

Masyarakat Bali melakukan upacara Pasupati untuk pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang mendekati tahap penyelesaian atau rampung 70%.
Pekerja menggarap pemasangan Mahkota Dewa Wisnu yang merupakan bagian dari Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Ungasan, Badung, Bali, Minggu (20/5). Mahkota Dewa Wisnu tersebut merupakan modul ke-529 dari total 754 modul yang terpasang di patung setinggi 121 meter yang ditargetkan selesai dibangun pada Agustus 2018 mendatang./Antara-Fikri Yusuf
Pekerja menggarap pemasangan Mahkota Dewa Wisnu yang merupakan bagian dari Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Ungasan, Badung, Bali, Minggu (20/5). Mahkota Dewa Wisnu tersebut merupakan modul ke-529 dari total 754 modul yang terpasang di patung setinggi 121 meter yang ditargetkan selesai dibangun pada Agustus 2018 mendatang./Antara-Fikri Yusuf

Bisnis.com, DENPASAR – Masyarakat Bali melakukan upacara Pasupati untuk pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang mendekati tahap penyelesaian atau rampung 70%.

Upacara pasupati ini dimaksudkan untuk memberikan taksu dan memohon keselamatan di tahap-tahap akhir penyelesaian patung. Dengan taksu ini, patung akan terlihat lebih bernyawa. Selain itu, juga sebagai bagian dari permohonan agar penyelesaian GWK berlangsung lancar dan selesai tepat pada waktunya.

Upacara dilakukan dengan dipimpin empat orang Pedanda (Pendeta Hindu) yang mewakili Siwa dan Budha.

Selain ritual keagamaan, juga dilakukan pemasangan mahkota Dewa Wisnu seberat 3,5 ton dengan menggunakan crane. Pemasangan Mahkota Dewa Wisnu menjadi modul ke-529 dari total 754 buah modul yang akan membentuk seluruh sosok patung GWK.

Seniman Nyoman Nuarta yang menjadi pemrakarsa GWK mengatakan keberadaan patung setinggi 121 meter dari permukaan tanah dan 271 meter dari permukaan laut (dpl) sangat penting bagi Bali dan Indonesia. Selama ini, Bali dan Indonesia hanya mewarisi patung-patung dari para lelulhur sehingga sudah menjadi kewajibannya untuk melahirkan karya besar.

Kata dia, GWK bermula dari gagasannya bersama Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Joop Ave, Gubernur Bali Ida Bagus Oka, serta melibatkan Menteri Pertambangan dan Energi Ida Bagus Sudjana. Pada awal 1990-1n, rencana itu kemudian dipresentasikan kepada Presiden Soeharto.

Setelah Presiden Soeharto setuju dan melakukan peletakan batu pertama pada 1997, pembangunan patung sempat pasang surut.

Apalagi adanya imbas krisis moneter, Nyoman Nuarta berusaha selama bertahun-tahun agar GWK tetap dilanjutkan. GWK bahkan pernah ditawarkan ke pemerintah agar diakuisisi.

“GWK juga pernah saya tawarkan kepada Pemda Bali, tetapi tidak mendapat respons positif, akhirnya saya beralih ke swasta nasional,” katanya, Minggu (20/5/2018).

Akhirnya, sejak 2013 GWK diakuisisi oleh PT Alam Sutera Tbk dan Nyoman Nuarta hanya bertindak sebagai seniman.

Sementara, Gubernur Bali Made Mangku Pastika berencana menjadikan kawasan Garuda Wisnu Kencana sebagai headquarter dari World Culture Forum apabila pembangunannya sudah selesai.

Menurutnya, kehadiran patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) akan memberikan dampak tidak hanya bagi Bali tetapi juga dunia. Apalagi, kawasan GWK memang direncanakan sejak awal sebagai Cultural Park.

“Harapan saya pembangunannya selesai pada waktunya [Agustus 2018],” katanya,

Hampir Rampung

Kini GWK mendekati tahap penyelesaian. Hingga Mei 2018, pembangunan GWK telah mencapai 70%. Menurut perhitungan, pemasangan modul akan selesai pada Agustus 2018.

Nyoman Nuarta pun memastikan pembangunan GWK akan selesai tepat pada waktunya. Dalam satu hari setidaknya bisa memasang hingga 20 modul. Tetapi itu tergantung lagi pada kecepatan angin.

Pemasangan modul dengan menggunakan crane hanya bisa dilakukan saat kecepatan angin 10 knot. Sehingga terkadang, ketika kecepatan angin melebihi batas tersebut, sehari hanya bisa memasang modul hingga 4 saja.

"Kalau untuk patungnya bisa tahan hingga 250 knot berdasarkan hasil tes terowongan angin di Toronto," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper