Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan harga emas Comex kontrak Juni 2018 melemah 8,20 poin atau terkoreksi 0,64% ke posisi US$1.283,10 per troy ounce pada perdagangan sore ini, Senin (21/5/2018).
Harga emas di bursa Comex kembali melemah pada saat indeks dolar Amerika Serikat yang terus mencetak kinerja positif dalam sepekan penuh pada minggu keempat Mei 2018.
Pada perdagangan Senin (21/5) pagi, harga emas Comex kontrak Juni 2018 dibuka melemah US$1 atau 0,08% ke US$1.290 per ounce.
Sementara itu indeks dolar AS pada pagi ini kembali menguat sebesar 0,07% ke level 93,705. Level 93 telah ditembus dan bertahan sejak 15 Mei 2018. Indeks dolar mengukur kekuatan mata uang Negeri Paman Sam terhadap sejumlah mata uang utama lainnya.
Berikut pergarakan emas pada perdagangan hari ini, Senin (21/5/2018).
Harga emas Comex kontrak Juni 2018
21 Mei (opening) US$1.290/ounce
18 Mei US$1.291,3/ounce
17 Mei US$1.289,4/ounce
Sumber: Bloomberg
Pergerakan harga emas Comex kontrak Juni 2018 melemah 8,20 poin atau 0,64% ke US$1.283,10 per troy ounce pada perdagangan sore ini, Senin (21/5/2018).
Pergerakan harga emas Comex kontrak Juni 2018 melemah 8,80 poin atau 0,68% ke US$1.282,50 per troy ounce pada perdagangan sore ini, Senin (21/5/2018).
Bisnis.com, JAKARTA — Harga jual emas batangan ritel di Jakarta dipatok naik Rp1.000/gram pada perdagangan Senin (21/5/2018) berdasarkan acuan harga emas PT Aneka Tambang Tbk.
Harga Emas (gram) Senin (21 Mei 2018)
WIB | Acuan | Perubahan | Harga/gram |
11.08 | Jual Antam* | +Rp1.000 | Rp613.068-Rp652.000 |
11.08 | Buyback Antam* | +Rp1.000 | Rp580.000 |
07.52 | Comex Gold | -US$0,06 | US$41,46 |
Sumber: Antam & Bloomberg
Ket: * harga Jakarta dan sekitarnya
Daftar harga emas BUMN tambang yang dirilis pada pukul 11.08 WIB menyebutkan harga jual emas batangan dipatok pada level Rp613.088-Rp652.000 per gram.
Level harga Rp613.068 untuk penjualan emas batangan berukuran 500 gram, sedangkan Rp652.000 untuk emas berukuran 1 gram.
Sementara itu, harga buyback (beli kembali) Antam dipatok naik Rp1.000 per gram dibandingkan perdagangan Kamis, menjadi Rp580.000.
Pergerakan harga emas Antam sejalan dengan pasar global di bursa komoditas New York. Harga emas Comex pada pukul 07.52 WIB, tercatat turun 0,15% atau 1,90 poin ke US$1.289,40 per troy ounce atau US$41,46 per gram atau melemah 0,06 poin dibandingkan perdagangan Jumat yang menetap di US$41,52.
Harga emas Antam di Jakarta Senin (21 Mei 2018)
Gram | Rp/gram | Gram | Rp/gram |
1 | 652.000 | 10 | 618.500 |
2 | 632.500 | 25 | 615.480 |
2,5 | 628.600 | 50 | 614.480 |
3 | 626.333 | 100 | 613.970 |
4 | 623.500 | 250 | 613.472 |
5 | 623.400 | 500 | 613.068 |
Sumber: Antam
Pergerakan harga emas Comex kontrak Juni 2018 melemah 6,80 poin atau 0,53% ke US$1.284.50 per troy ounce pada perdagangan siang ini, Senin (21/5/2018).
Harga emas Comex untuk kontrak Juni 2018 melemah 3,7 poin atau 0,29% ke level US$1.287,6 per troy ounce.
Harga emas Comex untuk kontrak Juni 2018 melemah 3,9 poin atau 0,3% ke level US$1.287,4 per troy ounce.
Emas Comex kontrak Juni tertekan ke level terendah di 2018 yaitumelemah 2,9 poin atau 0,22% ke US$1.288,4
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disebut belum akan mengenakan tarif pada produk-produk China untuk saat ini, setelah kedua negara membuat kemajuan terkait isu perdagangan selama dua hari perundingan.
“Kami sedang menunda perang perdagangan. Jadi saat ini, kami sepakat untuk menangguhkan pengenaan tarif, sementara kami mencoba melaksanakan kerangka kerjanya,” ujar Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin kepada 'Fox News Sunday', seperti dikutip Bloomberg, Senin (21/5/2018).
Seperti diketahui, Presiden Donald Trump telah mengancam akan mengenakan tarif impor senilai US$150 miliar pada sejumlah produk China, demi menindak negeri Tirai Bambu yang dianggap melanggar kekayaan intelektual Amerika serta melakukan praktik perdagangan yang tidak adil.
Di lain pihak, China berjanji untuk melakukan pembalasan dengan memberlakukan tarif impor untuk produk-produk AS, mulai dari kacang kedelai hingga pesawat terbang.
Pernyataan Mnuchin tersebut akan melegakan para investor, yang telah mengkhawatirkan bahwa kedua negara berkekuatan ekonomi terbesar dunia itu sedang berada di ambang konflik perdagangan habis-habisan.
Dana Moneter Internasional (IMF) telah memperingatkan bahwa perang perdagangan global akan melemahkan pergerakan global dalam beberapa tahun.
Namun, ketika ditanya tentang apakah Trump telah mencabut ancaman pemberlakuan tarif tersebut, Larry Kudlow, penasihat ekonomi Trump, berkata bahwa tahap itu belum tercapai.
“Tarif adalah bagian dari negosiasi, dan tarif mungkin harus menjadi bagian dari suatu tindakan tegas. Anda tidak dapat melakukan perubahan besar seperti ini tanpa menggunakan semua yang ada dalam opsi,” kata Kudlow kepada CBS, Minggu (20/5/2018) waktu setempat.
Masih juga belum jelas berapa lama gencatan senjata antara keduanya akan berlangsung. Trump seringkali mengubah posisinya terkait isu-isu perdagangan.
Contohnya saja, dia telah sering menyatakan bahwa pembicaraan tentang Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara yang baru berjalan dengan baik, namun kemudian kembali mengancam untuk menarik diri dari pakta tersebut.
Komentar Mnuchin tersebut muncul setelah kedua negara pada hari Sabtu (19/5/2018) merilis pernyataan bersama, dimana China mengusulkan untuk meningkatkan pembelian barang-barang AS secara signifikan.
Harga emas Comex untuk kontrak pengiriman Juni 2018 tercatat melemah 0,15% atau 1,90 poin ke US$1.289,40 per troy ounce.
Perdagangan emas pada hari ini memantau sejumlah sentimen, diantaranya penguatan indeks dolar AS yang menekan harga logam mulia ke level terendah dalam lebih dari dua tahun. Harga emas saat ini turun di bawah U$1.300 per ounce untuk pertama kalinya pada tahun ini.
Indeks dolar yang mencetak kenaikannya didorong ekspektasi pasar jika bank sentral AS (Federal Reserve) akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan Juni.
Ekspektasi itu pula yang mendorong kenaikan imbal hasil Treasury AS dan menekan emas batangan.
Sementara itu dari risiko geopolitik, perang dagang antara Washington dan China melunak.
“Risiko masih ada. Apakah itu menarik banyak uang ke pasar emas? Tidak, karena dolar yang lebih kuat dan meningkatnya suku bunga di AS,” kata Walter "Bucky, wakil presiden senior BB & T Wealth Management seperti dikutip Bloomberg, Senin (21/5/2018).