Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Masih Bergejolak, Sri Mulyani Jamin Perekonomian Stabil

Pemerintah mengklaim kinerja ekonomi tidak akan terganggu, meski nilai tukar rupiah yang masih bergejolak setelah suku bunga acuan Bank Indonesia telah dikerek naik 25 basis poin.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan saat konferensi pers realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) triwulan pertama 2018, di Jakarta, Senin (16/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan saat konferensi pers realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) triwulan pertama 2018, di Jakarta, Senin (16/4/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah mengklaim kinerja ekonomi tidak akan terganggu, meski nilai tukar rupiah yang masih bergejolak setelah suku bunga acuan Bank Indonesia telah dikerek naik 25 basis poin.

"Kami bisa memberikan kepastian, karena BI dan pemerintah juga memiliki bauran kebijakan yang akan disiapkan untuk menjaga stabilitas," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, di Jakarta, Jumat (18/5/2018).

Dia mengatakan penyebab utama pelemahan rupiah adalah normalisasi kebijakan di Amerika, baik dari sisi kebijakan fiskal, moneter dan perdagangannya. "Memang akan terus mengalami pergerakan dalam konteks normalisasi kebijakan di Amerika," katanya.

Meski begitu, Sri Mulyani meminta agar pelaku usaha untuk tetap tenang, karena pihaknya akan selalu menjaga pondasi APBN selalu dalam keadaan sehat. "Kemarin sudah saya sampaikan, hasil dan kinerja sampai Mei [30 April 2018] menunjukkan APBN yang baik dari sisi pendapatan, perpajakan dan PNBP yang meningkat sangat signifikan dan belanja negara yang tetap terjaga dan defisit yang terus kami jaga sesuai UU APBN," katanya.

Menkeu menegaskan dengan begitu fondasi semakin kuat, dan pemerintah akan tetap menjaga supaya ekonomi dan pembangunan tidak terganggu. Sebagai informasi, bauran kebijakan yang dimaksud Menkeu salah satunya adalah Bond Stabilization Framework (BSF).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper