Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lebaran 2018, Pertamina Perkirakan Konsumsi BBM Naik 15,17%

PT Pertamina (Persero) memperkirakan konsumsi BBM jenis bensin bakal naik 15,17% pada periode Idulfitri 2018 menjadi 103.777 kiloliter per hari dibandingkan konsumsi normal sebesar 90.110 kiloliter per hari.
Kendaraan antre untuk mengisi BBM di tempat peristirahatan KM 207 jalan tol Palimanan-Kanci, Jawa Barat, Jumat (23/6/2017)./JIBI-Dwi Prasetya
Kendaraan antre untuk mengisi BBM di tempat peristirahatan KM 207 jalan tol Palimanan-Kanci, Jawa Barat, Jumat (23/6/2017)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) memperkirakan konsumsi BBM jenis bensin bakal naik 15,17% pada periode Idulfitri 2018 menjadi 103.777 kiloliter per hari dibandingkan konsumsi normal sebesar 90.110 kiloliter per hari.

Direktur Supply Chain, Logistik, dan Infrastruktur Pertamina Gandhi Sriwidodo mengatakan perseroan melihat adanya potensi kenaikan jumlah pemudik sejalan dengan sudah terhubungnya jalan tol Jakarta - Surabaya.

Pertamina juga bakal memperpanjang masa Satgas Idulfitri menjadi 3 pekan sebelum hari H sampai 3 pekan setelah hari H, periode itu lebih lama dibandingkan dengan sebelumnya yang selama 2 pekan sebelum hari H sampai 2 pekan setelah hari H.

"Kami pun bakal berkomitmen untuk tetap menyiapkan kebutuhan Premium dan Solar selama periode Idulfitri sesuai dengan kebutuhan masyarakat," ujarnya dalam jumpa pers pada Rabu (16/5/2018).

Adapun perkiraan kenaikan konsumsi bensin pada periode Idulfitri tahun ini menjadi yang terbesar dalam lima tahun terakhir. Pada 2017, kenaikan konsumsi bensin sebesar 9,11% dari kondisi normal.

Pertamina pun telah menyiapkan pasokan BBM tersebut di 6.594 SPBU di Indonesia. Selain itu, perseroan juga menyiapkan dispenser mobil untuk memenuhi kebutuhan BBM di rest area yang belum ada SPBU.

Pertamina mencatat ada sekitar 42 titik rest area yang belum memiliki SPBU. Nantinya, 16 dari 42 titik itu bakal dilayani dengan menggunakan dispenser mobil, sedangkan 26 titik sisanya akan menggunakan kiosk kemasan Pertamax.

Selain itu, Pertamina juga bakal menambah armada motor yang menjajakan bensin kemasan menjadi 200 unit dibandingkan dengan tahun lalu yang sebanyak 60 unit. Gandhi mencatat strategi motor kemasan menjadi yang paling efektif dalam melayani pemudik di tengah kemacetan.

"Soalnya, mobilitas motor ini lebih fleksibel untuk melalui jalan-jalan sempit," terangnya.

Di sisi lain, Pertamina pun memastikan ketahanan pasokan BBM akan berada pada posisi aman sampai periode Satgas Idulfitri selesai.

Gandhi mengungkapkan cadangan pasokan Premium memiliki ketahanan selama 27 hari, sedangkan Solar selama 24 hari. Lalu, produk Pertalite dan Pertamax Series memiliki daya tahan selama 25 hari, sedangkan Dexlite dan Pertadex memiliki cadangan selama 30 hari.

Sementara itu, konsumsi Solar pada periode Idulfitri mencatatkan penurunan sebesar 12,91% menjadi 33.389 kiloliter. Tingkat persentase penurunan Solar ini lebih rendah ketimbang 2016 dan 2017 yang masing-masing mencatatkan penurunan sebesar 14,09% dan 15,57%.

Direktur Pemasaran Korporasi Pertamina Basuki Trikora Putra menyatakan permintaan Solar secara umum mengalami penurunan karena aktivitas truk juga dibatasi pada periode Idulfitri. Namun, jelang H-6 biasanya ada kenaikan permintaan Solar karena menjelang penetapan pembatasan aktivitas truk.

"Biasanya ketika batas akhir angkutan beroperasi itu, permintaan Solar bisa naik sebesar 35%," ujarnya.

Selain Solar, Permintaan Avtur dan Liquified Petroleum Gas (LPG) bakal naik tipis. Avtur diperkirakan bakal naik 5% menjadi 16.333 kilo liter per hari dibandingkan dnegan kondisi normal, sedangkan konsumsi LPG bakal naik 4% dari kondisi normal menjadi 24.113 metrik ton.

SVP Fuel Marketing Pertamina Jumali mengatakan, kenaikan permintaan Avtur diperkirakan terjadi pada empat bandara yakni, Soekarno Hatta Jakarta, Surabaya, Bali, dan Makassar.

"Kami akan jaga penuh pasokan Avtur tersebut. Kemungkinan kenaikannya sekitar 5% sampai 6%," paparnya.

VP Domestik Gas Pertamina Kusnendar menerangkan kenaikan konsumsi LPG diperkirakan sekitar 3%, tapi perseroan memberikan toleransi sehingga menetapkan perkiraan konsumsi bakal naik 4%.

"Kami pun menyiapkan agen-agen siaga, untuk agen PSO ada sekitar 2.578 agen, sedangkan agen non PSO sebanyak 516 agen," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Surya Rianto
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper