Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mesin dan Perlengkapan Penggerak Utama Sektor Manufaktur

Kementerian Perindustrian mencatat industri mesin dan perlengkapan menjadi motor penggerak utama industri pengolahan nonmigas.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto./Kemenperin
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto./Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian mencatat industri mesin dan perlengkapan menjadi motor penggerak utama industri pengolahan nonmigas. 

Tercatat hingga triwulan I/2018, sektor mesin dan perlengkapan mampu tumbuh 14,98%. Padahal industri pengolahan nonmigas hanya tumbuh sebesar 5,03 persen. Sektor industri lain yang tumbuh di atas rata-rata produk domestik bruto adalah industri makanan dan minuman yang mencapai 12,70%. 

Selanjutnya pertumbuhan di bawah 10% yakni industri logam dasar 9,94%, industri tekstil dan pakaian jadi 7,53%, serta industri alat angkutan 6,33 persen.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, pihaknya telah menetapkan lima sektor manufaktur prioritas.  Lima sektor tersebut, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, serta kimia.

“Selama ini, dari lima sektor industri itu mampu memberikan kontribusi sebesar 60% untuk PDB, kemudian menyumbang 65% terhadap total ekspor, dan 60% tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut," kata Airlangga melalui keterangan tertulis, Selasa (15/5/2018).

Airlangga menyampaikan dengan peta jalan ini pihanya menargetkan industri makanan dan minuman bakal menjadi kekuatan manufaktur besar di tingkat Asean. Sementara itu, industri tekstil dan pakaian menuju produsen pakaian fungsional seperti baju olahraga yang berkembang di pasar ekspor.

"Sedangkan, bagi industri otomotif, kita bisa menjadi pemain terkemuka dalam ekspor kendaraan listrik. Untuk industri kimia, kita punya potensi menjadi pemain terkemuka di industri biokimia. Serta, di industri elektronik, kita akan mengoptimalkan kemampuan pelaku industri domestik," katanya.

Airlangga menambahkan pihaknya juga mendorong insentif fiskal tambahan, serta menarik sebanyak mungkin investasi dengan melakukan investor roadshow.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Ratna Ariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper