Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Longgarkan Sektor Finansial Bagi Investor Asing

Sektor finansial China akan lebih terbuka bagi investor asing, seperti yang telah lama dijanjikan oleh pemerintah Negeri Tirai Bambu sekaligus untuk membantu menangkal ancaman pengenaan tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
China Construction Bank/Istimewa
China Construction Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Sektor finansial China akan lebih terbuka bagi investor asing, seperti yang telah lama dijanjikan oleh pemerintah Negeri Tirai Bambu sekaligus untuk membantu menangkal ancaman pengenaan tarif dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Pejabat China telah menetapkan tenggat waktu 30 Juni untuk mengurangi batasan bisnis dan kepemilikan bagi bank, perusahaan sekuritas, manajer aset, dan perusahaan asuransi jiwa.

Perusahaan sekuritas seperti Goldman Sachs Group Inc. dan UBS Group AG memiliki peluang untuk meningkatkan saham mereka lima kali lipat seiring adanya kontrol lebih langsung atas usaha patungan (joint venture), berdasarkan proyeksi Bloomberg Intelligence.

Sementara itu, bank-bank seperti HSBC Holdings Plc dan Citigroup Inc. meskipun menghadapi jalan yang lebih curam untuk membangun pangsa pasar, akan memperoleh keuntungan besar dalam pelaksanaannya.

Walaupun masuknya World Trade Organization pada tahun 2001 merevolusi industri manufaktur, lebih terbukanya sektor finansial dapat mengubah bagaimana modal dialokasikan dan aset dikelola di seluruh China.

China Longgarkan Sektor Finansial Bagi Investor Asing

Laba pada bank-bank asing akan tumbuh lebih dari 10 kali lipat pada tahun 2030. Meski begitu, mereka akan tetap menjadi pemain kecil. Dampak yang lebih luas akan datang ketika masuknya mereka meningkatkan standar peminjaman dan menyingkirkan sistem yang telah sangat mendukung perusahaan-perusahaan milik negara.

“Sektor finansial yang lebih terbuka dan kompetitif memberikan pertumbuhan yang lebih besar untuk setiap unit kredit, sangat penting jika China ingin mengalami kemajuan dalam pengurangan utang,” ujar Bloomberg Economics Chief Asia Economist Tom Orlik.

HSBC, Bank of East Asia Ltd., Standard Chartered Plc., dan Citigroup saat ini merupakan bank-bank asing terbesar di China. HSBC, dengan lebih dari 7.000 staf di daratan China menurut situsnya, menargetkan untuk memiliki 5.000 staf di provinsi Guangdong saja pada 2020, menurut mantan Chief Executive Officer HSBC Stuart Gulliver pada bulan Desember.

China Longgarkan Sektor Finansial Bagi Investor Asing

Sementara itu, keuntungan perusahaan sekuritas yang didukung asing diperkirakan akan meningkat hampir empat kali lipat ketika saham mereka meningkat lima kali lipat pada tahun 2030.

UBS telah mengajukan permohonan untuk mengakuisisi saham mayoritas dalam perusahaannya di China, menjadikannya bank global pertama yang memanfaatkan komitmen pemerintah ini. Adapun Goldman Sachs berencana untuk secara signifikan meningkatkan jumlah pegawai dan modal yang disebarkan setelah mendapatkan kendali.

Asuransi jiwa adalah salah satu sudut dari sektor finansial China yang sangat besar dimana perusahaan-perusahaan asing telah berkinerja cukup baik, dengan pangsa pasar dalam hal premi yang maju selama enam tahun berturut-turut.

“Pendorong terbesar kenaikan pangsa pasar asuransi jiwa bisa datang dari pemain yang sudah ada seperti AIA dan perusahaan asuransi yang berafiliasi dengan bank seperti ICBC-Axa, dan BoCommLife, karena mereka mengerahkan lebih banyak sumber daya untuk meningkatkan bisnis mereka," kata Steven Lam, Bloomberg Intelligence insurance analyst di Hong Kong.

Sebagai bagian dari langkah yang lebih terbuka, China berjanji untuk menaikkan kepemilikan asing pada manajemen reksadana dan perusahaan berjangka hingga 51% pada Juni serta menghapus batasan apapun dalam tiga tahun.

Terbukanya sektor finansial China secara lebih besar tidak berarti akan tanpa risiko dan rintangan. Kendali negara akan perlu dikurangi sebelum pihak asing masuk dengan penuh keyakinan.

Pembukaan akun modal, dengan semua volatilitas yang dapat terjadi, akan perlu dilanjutkan sehingga investor tahu mereka bisa mendapatkan uang mereka, bukan hanya masuk.

Namun dalam ekonomi seluas China, bahkan pangsa pasar satu digit akan menawarkan cukup besar keuntungan, yang berarti lanskap keuangan dunia tidak akan pernah sama lagi, sama seperti kondisi manufaktur yang telah berubah sejak masuknya WTO ke China.

“Arah kebijakan jelas sesuatu yang benar, tetapi membuat kemajuan pesat bisa sulit dilakukan,” kata Orlik. “Perusahaan asing akan melangkah hati-hati ketika mereka mendekati pasar China yang besar, kompleks, dan didominasi oleh pemain-pemain yang terhubung dengan negara.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper