Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak OPEC: Rusia Tingkatkan Produksi, Berlawanan dengan Arab Saudi

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan pada rekanan OPEC dan non-OPEC untuk bisa memulai menambah produksi sebelum akhir tahun. Pernyataan tersebut terdengar bearish yang berbanding terbalik dengan keinginan Arab Saudi untuk bullish dikutip dari Reuters Sabtu (21/4/2018).
Markas OPEC di Wina, Austria/Reuters-Leonhard Foeger
Markas OPEC di Wina, Austria/Reuters-Leonhard Foeger

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan pada rekanan OPEC dan non-OPEC untuk bisa memulai menambah produksi sebelum akhir tahun. Pernyataan tersebut terdengar bearish yang berbanding terbalik dengan keinginan Arab Saudi untuk bullish dikutip dari Reuters Sabtu (21/4/2018).

Anggota organisasi pengekspor minyak (OPEC) dan non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia telah mengurangi pasokan hingga 1,8 juta barel per hari sejak Januari 2017 dan mengatakan kebijakan tersebut akan berakhir pada akhir 2018.

Kebijakan tersebut mengangkat harga minyak menjadi di atas US$74, tertinggi sejak November 2014, dan mengurangi pasokan di negara-negara industri organisasi kerja sama dan pembangunan ekonomi (OECD) kembali ke di bawah rata-rata selama lima tahun.

Komisi pemantau menteri OPEC dan non-OPEC (JMMC) yang mengawasi kebijakan tersebut bertemu di Jeddah, Arab Saudi pada Jumat (20/4/2018) sebelum melakukan pertemuan di Wina pada Juni mendatang.

“Kebijakan tersebut akan selesai akhir tahun ini. Pada Juni, kita bisa mendiskusikan isu lain, seperti pertanyaan mengenai pengurangan kuota yang terjadi saat ini, jika dirasa cukup bijak dari sudut pandang pasar,” ujar Novak dalam pertemuan JMMC.

Pengawas menteri negara anggota OPEC dan non-OPEC mengatakan pasokan minyak yang dijual OECD berada pada level 2,83 miliar barel pada Maret 2018. Pengawas tersebut menugaskan Sekretariat OPEC untuk melihat perbedaan metrik dengan analisis mendalam pada ketidakpastian pasar.

Arab Saudi akan sangat senang apabila harga minyak bisa menyentuh harga US$80 – US$100 per barel, mengindikasikan Riyadh tidak akan melakukan perubahan pada kesepakatan OPEC pada pertemuan Juni mendatang.

Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan pemenuhan kebijakan pemangkasan pasokan minyak oleh anggota OPEC dan non-OPEC telah mencapai 149% pada Maret. Kebijakan tersebut berhasil membangun hubungan antara Rusia dan Arab Saudi. Raja Arab Saudi melakukan kunjungan ke Moskow tahun lalu.

Menteri Uni Emirat Arab Mohamed Al Mazrouei yakin bahwa seluruh produsen minyak mentah seharusnya mengikuti kebijakan OPEC dan non-OPEC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper