Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa Serius Perhatikan 3 Aspek Ini untuk CPO Indonesia

Delegasi Uni Eropa menegaskan terdapat tiga perhatian utama terkait Crude Palm Oil asal Indonesia yakni keberlanjutan, deforestasi hutan, dan diskusi energi terbarukan.
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAMBI - Delegasi Uni Eropa menegaskan terdapat tiga perhatian utama terkait dengan crude palm oil asal Indonesia yakni keberlanjutan, deforestasi hutan, dan diskusi energi terbarukan. Ketiganya merupakan pertimbangan utama Eropa dalam wacana mengurangin konsumsi CPO Tanah Air.

Duta Besar Uni Eropa Untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Guerend mengatakan Benua Biru merupakan salah satu tujuan ekspor CPO terbesar Indonesia. Eropa merupakan pasar yang terbuka dan CPO asal Indonesia masuk dengan tarif yang murah.

“Perhatian utama Eropa ialah keberlanjutan dan negara Uni Eropa mau bekerja pada keberlanjutan. Sangat penting untuk memastikan sawit berkelanjutan untuk jangka panjang dan tidak berkontribusi untuk deforestasi hutan,” ujarnya di Jambi, Senin (17/04/2018) malam.

Vincent menampik tuduhan bahwa Uni Eropa melarang CPO masuk ke Eropa. Menurutnya, diskusi utama di Eropa saat ini ialah perdebatan mengategorikan biofuel sebagai energi terbarukan karena disinyalir menyebabkan deforestasi hutan.

“Tidak ada larangan, orang tetap membeli biofuel yang datang dari minyak sawit tetapi tidak dihitung sebagai energi terbarukan. Namun, ini masih berdiskusi belum ada formulasi final,” tambahnya.

Sebelumnya, Parlemen Uni Eropa telah menyetujui rencana pengurangan secara bertahap (phase out) biodiesel berbahan minyak sawit mentah atau crude palm oil pada 2021. Kendati belum final, rencana ini mengancam ekspor biodiesel Indonesia.

Pemerintah Indonesia sebelumnya telah menyatakan rencana tersebut diskriminatif karena membedakan penghapusan minyak nabati olahan dari sawit lebih awal, sedangkan minyak nabati lain akan dihapus sebagai energi terbarukan pada 2030.

Untuk meningkatkan pemahaman Uni Eropa terkait pengelolaan sawit di Indonesia, Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan, Keuangan, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, dan Asian Agri mengajak para duta besar untuk mengunjungi perkebunan kelapa sawit Asian Agri di Jambi.

Pada Senin (17/4), para duta besar mengunjungi PT Inti Indosawit Subur (IIS), anak usaha Asian Agri serta menyambangi koperasi petani dan pembangkit listrik biogas.

Rombongan duta besar asal Benua Biru itu dipimpin oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Guerend; Penasihat Bidang Perubahan Iklim dan Lingkungan Uni Eropa, Michael Buckki; Duta Besar Austria Helene Steinhausl; perwakilan kedutaan Denmark.

Selain itu, hadir pula Duta Besar Irlandia Kyle O’Sullivan; Duta Besar Polandia Beata Stoczynska; Duta Besar dari Swedia Johanna Brismar; Kepala Seksi Ekonomi Belanda Kedubes Belanda di Jakarta, Siebe K. Schuur; Serta Kepala Penasihat Kehutanan Inggris, Paul Eastwood.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper