Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketegangan AS–Suriah Reda, Emas Naik & Dolar Merosot

Harga emas kembali naik pada Senin (16/4/2018) diikuti dengan melemahnya dolar AS. Pasar finansial memperkirakan bahwa serangan ke Suriah tidak akan meluas menjadi konflik yang lebih besar.
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas kembali naik pada Senin (16/4/2018) diikuti dengan melemahnya dolar AS. Pasar finansial memperkirakan bahwa serangan ke Suriah tidak akan meluas menjadi konflik yang lebih besar.

Harga emas telah bergeser sejak Januari, didukung oleh konflik geopolitik, tetapi dibatasi oleh ekspektasi atas kenaikan suku bunga AS dan resistan teknikal pada angka US$1.360 – US$1.365 per troy ounce, harga puncak pada Januari, Februari dan April.

Harga spot emas pengiriman Juni 2018 pukul 01.49 WIB menguat 0,10% menjadi US$1.346,31 per troy ounce dan emas berjangka AS naik 0,21% menjadi US$1350,70 per troy ounce.

Serangan udara dari AS, Inggris, dan Prancis pada Sabtu (14/4/2018) menghantam tiga fasilitas persenjataan kimia utama milik Suriah yang mendorong harga emas melonjak hingga US$1.350,52 per troy ounce.

Selain itu, harga emas kesulitan bertahan di tengah ekspektasi bahwa serangan tersebut tidak akan menjadi pertanda dimulainya konflik yang lebih besar dengan negara Barat.

“Beberapa risiko telah berkurang setelah serangan udara tersebut. Sejumlah pengikut pasar sebelumnya berpikir mungkin nanti ketegangan akan bertambah, namun ternyata tidak terjadi dan itu yang menjadi alasan turunnya harga sedikit demi sedikit,” ujar analis Capital Economics Simona Gambarini, dikutip dari Reuters Selasa (17/4/2018).

Bullion mendapatkan dukungan saat dolar melemah di hadapan euro. “Suriah, ketegangan perdagangan China, dan indeks dolar merosot karena alasan yang baik, sementara harga emas tetap naik. Sedikit mengecewakan karena tidak lagi reli, namun saat ini pedagang mulai beralih ke ekuitas,” ujar ahli strategis pasar senior di RJO Futures di Chicago.

Data Commodity Futures Trading Commission (CFTC) AS menunjukkan pada Jumat (13/4/2018) bahwa spekulan memperpanjang posisi mereka pada kontrak emas COMEX dari 363 kontrak menjadi 138.212 kontrak pada pekan 10 April.

Harga logam mulia lainnya ikut terkerek seperti perak yang menguat 0,39% menjadi US$16,683 per troy ounce. Paladium naik 1,54% menjadi US$1.002,22 per troy ounce, dan mencapai yang tertinggi hingga US$1.012,10 yang berarti posisi puncak sejak 1 Maret 2018. Sementara itu, komoditas platinum naik 0,15% menjadi US$928,90 per troy ounce.

“Paladium menguat karena sanksi AS terhadap Rusia”, ujar George Gero, direktur manajer RBC Wealth Management.

Adapun, sejumlah harga logam menguat 9,6% pada pekan lalu, mencatatkan kenaikan terbesar mingguan selama lebih dari satu tahun karena kekhawatiran akan berkurangnya pasokan dari Rusia sebagai produsen nomor satu yang terganggu oleh sanksi AS.

Kondisi itu menyebabkan rebound teknikal dan diikuti merosotnya harga logam hingga 20% dari rekor tertinggi Januari. Kisaran harga paladium dan platinum mencapai di atas US$76 per troy ounce, terkuat sejak Januari.

Dilihat dari sejarahnya, platinum selalu menjadi logam dengan harga tertinggi, namun kekurangan pasokan membuat paladium menjadi barang langka beberapa bulan terakhir ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper