Bisnis.com, SURABAYA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur mencatat neraca perdagangan provinsi tersebut surplus sebesar US$38,34 juta pada Maret 2018, lantaran adanya surplus sektor non migas yang lebih besar dari nilai defisit sektor migas.
Kepala BPS Jawa Timur (Jatim) Teguh Pramono mengatakan dengan adanya surplus sektor non migas yang lebih besar dari nilai defisit sektor migas maka secara agregat menjadi positif.
"Sektor non migas mengalami surplus US$253,65 juta, sebaliknya migas mengalami defisit US$215,31 juta," paparnya dalam konferensi pers, Senin (16/4/2018).
Teguh menyebutkan secara kumulatif, selama Januari-Maret 2017, neraca perdagangan Jatim masih defisit US$505,48 juta. Meski non migas surplus US$338,52 juta, tapi sektor migas masih mengalami defisit sebesar US$844 juta.
Secara keseluruhan, ekspor Jatim mencapai US$1,81 miliar pada Maret 2018. Capaian itu terdiri dari ekspor non migas senilai US$1,68 miliar dan ekspor migas sebesar US$130 juta.
Ekspor terbanyak non migas pada bulan tersebut adalah komoditas perhiasan/permata, tembaga, kayu dan barang dari kayu.
Sementara itu, impor tercatat menyentuh US$1,77 miliar. Sebesar US$1,43 miliar di antaranya merupakan impor sektor non migas, sedangkan US$345,4 juta lainnya merupakan impor sektor non migas.
Impor non migas terbanyak pada bulan tersebut yakni mesin-mesin/pesawat mekanik, besi dan baja, plastik dan barang dari plastik, pupuk, bahan kimia orgakin serta gandum-ganduman, dan buah-buahan.
Baca Juga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel