Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Lokal di Bali Berpotensi Besar Melantai di Bursa Saham

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio mengatakan perusahaan yang bergerak di bidang akomodasi dan makan minum berpotensi besar untuk melantai di bursa saham.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio (kanan) didampingi Direktur Chaerudin Berlian (kiri) berbincang dengan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, di Jakarta, Jumat (2/2)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama BEI Tito Sulistio (kanan) didampingi Direktur Chaerudin Berlian (kiri) berbincang dengan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, di Jakarta, Jumat (2/2)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, DENPASAR -- Perusahaan lokal di Bali berpotensi besar melantai di bursa saham terutama yang terkait sektor Pariwisata.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio mengatakan perusahaan yang bergerak di bidang akomodasi dan makan minum berpotensi besar untuk melantai di bursa saham.

Adapun Bali bisa kedatangan hingga 5 juta wisatawan mancanegara (wisman) setiap tahun. Sehingga pendapatan dan perkembangan perusahaan yang bergerak di bidang akomodasi dan makan minum akan tinggi.

Salah satu perusahaan Bali yang berpotensi itu misalnya Coco Group yang saat ini telah memiliki toko hampir 300 gerai dan 4 hotel.

"Kalau turis yang datang sebanyak 5 juta atau lebih banyak dari penduduk lokal pasti ada perusahaan travel yang besar dan saya akan datang kalau mereka undang," katanya, Sabtu (14/4/2018).

Tito menilai Bali juga diuntungkan lantaran termasuk wilayah dengan clustering industry yang cukup bagus seperti Ubud sebagai pusat seni lukisan maupun Celuk dengan pusat kerajinan perak.

Sementara laporan Otoritas Jasa Keuangan, perkembangan pasar modal di Bali juga menunjukkan kinerja yang positif. Pada posisi Februari 2018, jumlah investor saham di Bali ada sebanyak 11.264 atau tumbuh 28,06% dari posisi terakhir di 2017 yang jumlahnya sebanyak 8.796 rekening.

Sedangkan untuk nilai transaksi pada Februari 2018 yakni sebesar Rp1.448 miliar atau tumbuh 69,21% dibandingkan posisi terkahir 2017 yanh sebesar Rp856 miliar.

Selain itu, perkembangan reksadana juga meningkat, jumlahnya hingga pada Februari 2018 sebanyak 10.618 atau meningkat 60,35% dari posisi terakhir 2017 yang sebanyak 6.341.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper