Bisnis.com, JAKARTA – Penyedia layanan jasa transportasi daring, Go-jek memberikan kontribusi sebesar Rp8,2 triliun pada tahun lalu.
Dosen Fakultas dan Ekonomi Universitas Indonesia Paksi Walandouw mengatakan jumlah tersebut adalah penambahan pendapatan khusus mitra pengemudi setelah bergabung dengan Go-jek.
“Penelitian ini dilakukan di sembilan wilayah dengan jumlah 675.000 pengemudi motor pada bulan Oktober hingga Desember 2017,” katanya di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Paksi menjelaskan kemungkinan angka tersebut masih terus bertambah melihat ada penambahan mitra ojek daring. Sementara untuk kontribusi melalui penghasilan dengan mitra usaha mikro, kecil, dan menengah, Go-jek menyumbang Rp1,7 triliun.
Aplikasi diyakini mengurangi pengangguran dengan memperluas kesempatan kerja. Saat ini 77% mitra berusia 20-39 tahun yang secara keseluruhan 15% adalah lulusan perguruan tinggi.
Tidak hanya sampai di situ, penghasilan mitra pengemudi meningkat 44% setelah bergabung dengan Go-jek. Akan tetapi pengeluaran mereka juga terdongkrak sebesar 31%.
Masyarakat menilai Go-jek memberikan dampang yang baik bagi masyarakan umum. Jika aplikasi berhenti operasi, 78% mengatakan akan membawa dampak buruk.
Paksi mengakui penelitian yang dilakukannya hanya mencakup mitra pengemudi roda dua, mitra UMKM, dan konsumen Go-jek. “Survei ini hanya mencakup dampak langsung terhadap subjek penelitian,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel