Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aceh Ajukan Tiga Lokasi Nomadic Tourism

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh mengajukan tiga lokasi ke Kementerian Pariwisata untuk dijadikan destinasi nomadic tourism.
Pulau Siden, perairan kecamatan Lamno, Aceh Jaya, Aceh/Antara-Ampelsa
Pulau Siden, perairan kecamatan Lamno, Aceh Jaya, Aceh/Antara-Ampelsa

Bisnis.com, BANDA ACEH - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh mengajukan tiga lokasi ke Kementerian Pariwisata untuk dijadikan destinasi nomadic tourism.

Tiga lokasi tersebut ialah di Pulau Palambak Kabupaten Aceh Singkil, kaki gunung Burni Telong Kabupaten Bener Meriah, dan area pegunungan di Kabupaten Aceh Tengah.

Di lokasi tersebut bakal dibangun glamping atau glamour camping dan home pod portabel. Penginapan yang ditawarkan dalam nomadic tourism dapat berpindah-pindah dari suatu spot wisata ke spot lainnya dengan fasilitas umum dan akses menyenangkan.

Plt. Kadisbudpar Aceh Amiruddin mengatakan, pulau banyak di Aceh Singkil dipilih menjadi nomadic tourism karena pantainya yang indah.

Di sana tidak banyak hotel dan restoran, tapi banyak dikunjungi turis. Karena itu, pemerintah ingin bangun penginapan portabel. Akses transportasi di sana menggunakan transportasi laut.

Di pegunungan Bener Meriah dan Aceh Tengah akan dibuat glamping dengan fasilitas listrik, air bersih, toilet, pengamanan, tempat parkir, dan fasilitas umum lainnya. Sebelumnya di pegunungan Aceh Tengah pernah digelar acara camping bersama komunitas menggunakan puluhan tenda.

“Jadi tiga lokasi itu menjadi pilot project utuk nomadic tourism di Aceh. kita sudah ajukan ke Kementerian Pariwisata supaya diterima dan bisa dikembangkan,” ujar Amiruddin pada Rakor Bidang Kebudayaan dan Pariwisata 2018 di Banda Aceh, Rabu (11/04/2018).

Tambahnya, dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh, dominan daerah mempunyai potensi dikembangkan nomadic tourism. Ia berpesan kepada masing-masing daerah agar mengembangkan industri pariwisata berdasar potensi unggulannya. Setidaknya ada 803 objek wisata dan 774 cagar budaya yang tersebar diseluruh provinsi Aceh.

Di samping itu, ia berharap ada pengusaha yang tertarik mengembangkan nomadic tourism di Provinsi Aceh, karena pemerintah hanya menyiapkan lahan, akses fasilitas umum, dan regulasi saja.

Pengembangan daerah nomadic tourism di Aceh Singkil dikembangkan mulai tahun ini dengan menyiapkan lokasi dan fasilitas pendukung. Kendati demikian, pihaknya membutuhkan dukungan dari pemerintah kabupaten dan kementerian untuk memajukan pariwisata gaya baru itu.

Tahun depan, pengembangan daerah nomadic tourism lebih serius dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pada 2019, Aceh menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara hingga 100.000 wisatawan.

Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar RI Lokot Ahmad Enda menilai, tiga daerah di Aceh yang diusul dibuatkan nomadic tourism sudah bagus dan memenuhi syarat.

Nomadic tourism biasanya dibuat di daerah pegunungan dan pantai. Namun rata-rata yang dilihat Lokot, pariwisata gaya baru itu dibuat pada daerah yang udaranya masih bagus.

Bagi pemerintah Indonesia, nomadic tourism menjadi suatu strategi untuk menciptakan nuansa baru bagi wisatawan dengan tidak memerlukan biaya yang mahal. Pada prinsipnya, wisatawan ditawarkan pengalaman liburan di tempat yang baru dengan kualitas bagus.

“Sebetulnya [nomadic tourism] sudah ada beberapa yang dikembangkan di Indonesia seperti di Bandung,” ujarnya di Banda Aceh, Rabu (11/04/2018)

Kemenpar RI akan mengembangkan nomadic torusim di 10 destinasi prioritas seperti di Danau Toba, Mandalika, dan Borobudur sebagai proyek percontohan. Ada beberapa pihak swasta yang tertarik menjadi pengembang pariwisata gaya baru itu, namun pihak kementerian sedang berembuk membuat regulasi.

“Misalnya untuk buat glamping di taman nasional, kan butuh izin. Jadi itu yang sekarang sedang kita godok regulasinya dengan pihak terkait sehingga nanti ketika investor masuk mudah,” jelasnya.

Ada tiga amenitas nomadic tourism, yaitu caravan dengan penginapan yang bisa berpindah harian atau minggu untuk mencari spot wisata suatu daerah. Kemudian glamping, tempat kemah dengan fasilitas lengkap seperti hotel berbintang, dan home pod, yaitu penginapan portabel yang bisa dibongkar dan dipindahkan.

Regulasi, komitmen pemerintah daerah, dan kerja sama dengan perusahaan swasta serta masyarakat menjadi kunci sukses nomadic tourism. Nomadic tourism bisa menjadi solusi bagi daerah pariwisata yang belum memadai dari segi infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper