Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asian Agri Berikan Premi Ke Petani Plasma Sawit

Produsen kelapa sawit grup Asian Agri memberikan premi sebesar Rp3,6 milyar kepada 12 Koperasi Unit Desa yang menaungi 30.000 petani plasma yang menjadi mitra perusahaan karena sudah menjalankan praktik perkebunan yang berkelanjutan.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen kelapa sawit grup Asian Agri memberikan premi sebesar Rp3,6 milyar kepada 12 Koperasi Unit Desa yang menaungi 30.000 petani plasma yang menjadi mitra perusahaan karena sudah menjalankan praktik perkebunan yang berkelanjutan.

Premi tersebut akan dibayarkan dalam bentuk bantuan seperti pembangunan infrastruktur, alat perkebunan dan lainnya untuk mempermudah pekerjaan petani dalam berkebun kelapa sawit.

Direktur Corporate Affairs Asian Agri, Fahdil Hasan mengatakan premi tidak akan dibayarkan dalam bentuk tunai melainkan bantuan berupa alat perkebunan atau pembangunan infrastruktur yang disalurkan melalui koperasi. Dengan begitu, dia berharap semakin banyak koperasi dan petani yang menjalankan praktik perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan.

"Pemberian premi telah kami lakukan jadi semakin banyak KUD yang menjalankan praktik sustainable. Dengan begitu premi yang akan diperoleh pun akan semakin besar," katanya pada Selasa (10/4).

Menurutnya, Premi berupa bantuan infrastruktur dan alat perkebunan dirasa lebih tepat guna dibandingkan dengan bantuan tunai langsung kepada koperasi atau petani.

Keberlangsungan industri kelapa sawit pun ditopang oleh petani plasma dan swadaya. Oleh sebab itu, model kemitraan akan didorong oleh Asian Agri karena peran petani sangat penting bagi industri perkebunan kelapa sawit.

Asian Agri sudah memberikan premi atas praktik perkebunan yang berkelanjutan selama 4 tahun. Untuk sementara ini, premi diberikan kepada koperasi petani yang sudah terbukti menjalankan praktik tersebut. Di luar itu, Asian Agri tidak memberikan premi tambahan.

Sekjen Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) Agus Muharram mengatakan dengan model kemitraan petani plasma sudah dijamin penjualan tandan buah segarnya oleh perusahaan inti. Namun dia mengingatkan agar, penentuan harga harus sesuai dengan perkembangan pasar.

"Petani sudah dijamin pasarnya oleh perusahaan inti. Beberapa kasus terjadi harga ditentukan oleh inti sehingga petani plasma tidak bisa meningkatkan harga. Penentuan harga oleh inti harus diikuti oleh perkembanan di pasar. Tidak semata-mata menekan harga sehingga pendapatan petani berkurang,"

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Kementrian Pertanian Bambang mengatakan industri perkebunan kelapa sawit harus terus didorong untuk menerapkan praktik berkelanjutan karena saat ini sedang diterpa oleh kampanye hitam dari pihak asing.

"Banyak pihak yang tidak menghendaki industri kelapa sawit kita tumbuh kembang. Tapi tidak ikhlas juga kalau ini dihabisin [diberangus]. Disaat energi fosil habis, tanaman paling efisien untuk menghasilkan energi alternatif adalah kelapa sawit. Harusnya mendukung keberlanjutan industri perkebunan tetapi ini sebaliknya,"katanya.

Menurutnya, pengimpor kelapa sawit berusaha menggelar isu tidak ramah lingkungan, deforestasi dan pembunuhan hewan dilindungi agar terus dibunyikan supaya mereka dapat membeli dengan harga murah.

Bambang mengatakan isu seperti ini terus dihembuskan, karena itiu dia sebut industri kelapa sawit sedang dalam bahaya.

"Total ekspor negara sebesar US$33 milyar, US$28 milyar berasal dari komoditas perkebunan dan spesifiknya US$22 milyar berasal dari kelapa sawit,"katanya.

Saat ini luas perkebunan sawit di Indonesia mencapai 14,03 juta hektare (ha). Total produksi minyak sawit pada 2017 sebesar 41,8 juta ton, sedangkan nilai ekspor minyak sawit di tahun yang sama mencapai USD 22,9 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper