Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Menguat Bersama Mayoritas Mata Uang Asia

Apresiasi nilai tukar rupiah mampu berlanjut pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (10/4/2018), sejalan dengan penguatan mayoritas mata uang Asia.
Karyawan menata uang rupiah di cash center sebuah bank./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan menata uang rupiah di cash center sebuah bank./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Apresiasi nilai tukar rupiah mampu berlanjut pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (10/4/2018), sejalan dengan penguatan mayoritas mata uang Asia.

Rupiah ditutup menguat 0,07% atau 10 poin di Rp13.751 per dolar AS, setelah dibuka melemah tipis 3 poin atau 0,02% di Rp13.764 per dolar AS. Pada perdagangan Senin (9/4), mata uang Garuda berhasil membukukan rebound dan berakhir terapresiasi 17 poin atau 0,12% di posisi 13.761.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.740 – Rp13.767 per dolar AS.

Bersama rupiah, mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau menguat sore ini, dipimpin renminbi China yang terapresiasi 0,23%. Di sisi lain, yen Jepang melemah 0,21% pada pukul 17.05 WIB.

Dilansir Bloomberg, mata uang Asia, selain yen, menguat setelah Presiden China Xi Jinping menyampaikan pidato yang meredakan ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).

Berpidato dalam Boao Forum for Asia pada hari ini, Xi berjanji untuk membuka sektor-sektor ekonomi China mulai dari perbankan hingga manufaktur otomotif. Ia juga menyoroti pentingnya dialog untuk menyelesaikan perselisihan.

Sehari sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menuturkan optimisme dapat mencapai kesepakatan dengan China untuk menyelesaikan sengketa perdagangan di antara kedua negara.

“Pernyataan tentang ekonomi China seperti yang disampaikan Presiden Xi disambut baik oleh pasar,” ujar Irene Cheung, currency strategist di ANZ, Singapura, seperti dikutip Reuters.

Di sisi lain, yen yang cenderung berlaku sebagai aset safe haven dan biasanya diuntungkan oleh pergolakan politik melemah, saat minat investor terhadap aset berisiko terdorong.

“Presiden Xi telah memicu reli untuk aset berisiko yang mungkin mendapatkan lebih dukungan jika AS tidak mengemukakan retorika proteksionis untuk sementara waktu,” ujar Sean Callow, FX strategist untuk Westpac di Sydney.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau melandai 0,01% atau 0,007 poin ke level 89,831 pada pukul 16.55 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun tipis 0,01% atau 0,011 poin di level 89,827, setelah pada perdagangan Senin (9/3) berakhir melemah 0,30% atau 0,270 poin di posisi 89,838.

Greenback cenderung berjuang naik saat kinerja mata uang euro mempertahankan laju positifnya. Nilai tukar euro terpantau naik 0,01% ke US$1,2322 pada pukul 17.27 WIB, setelah pada perdagangan Senin (9/4) ditutup menguat 0,33% di posisi US$1,2321.

Mata uang bersama ini terangkat setelah Gubernur European Central Bank Mario Draghi mengatakan pada Senin bahwa penurunan di pasar saham tahun ini belum secara material berdampak pada kondisi finansial zona Eropa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper