Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Ritel 2017 : Tumbuh Tapi Melambat

Penjualan ritel, ddi 2017 kami masih bertumbuh tapi sangat lambat hanya 3,65%, keseluruhan 2017. Artinya tumbuh tapi melambat, ini terendah dalam 10 tahun terakhir.
Transmart : Contoh pengembangan konsep ritel modern /Transmart Carrefour
Transmart : Contoh pengembangan konsep ritel modern /Transmart Carrefour

Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan kinerja ritel sepanjang 2017 hanya tumbuh 3,6%.

"Penjualan ritel, ddi 2017 kami masih bertumbuh tapi sangat lambat hanya 3,65%, keseluruhan 2017. Artinya tumbuh tapi melambat, ini terendah dalam 10 tahun terakhir," ujar Roy N. Mandey, ditemui di acara Forum Kementerian Perdagangan terkait Perlindungan Konsumen, Jumat (6/4/2018).

Roy mengatakan dari kinerja pada 2017 tersebut, pihaknya berharap kinerja pada 2018 dapat lebih baik.

"Tahun lalu, menurut kami titik terendah," ujarnya.

Roy menambahkan pelaku ritel harus melakukan invoasi dan mengubah bisnis agar bisa berkelanjutan.

Menurut Aprindo, konsep ritel yang dapat diterima saat ini adalah konsep campuran.

"Kelihatannya yang paling diterima sekarang, menurut kami itu adalah konsep mixious," katanya.

Dia menambahkan masing-masing peritel saat ini sedang memikirkan atau akan mendaur ulang bisnisnya dengan cara bagaimana di dalam modern market atau toko ritel modern ada kuliner atau makanan dan minuman, entertainment atau hiburan.

"Yang mungkin bisa dilihat contohnya yaitu Transmart. Ini konsep yang akan berkembang, leisure yang terpadu," ujarnya.

Kemudian, lanjut Roy, semua ritel baik lokal maupun asing juga harus mengembangkan konsep bisnis online atau electronic commerce, sebagai bagian dari kemajuan zaman, termasuk pengirimannya.

"Kalau sekarang itu konsumen ingin betul-betul dimanjakan, tidak mau cape antre, kayak dulu, sekarang mau yang praktis," katanya.

Selain itu, menurutnya yang utama juga memang peritel harus menggaungkan pada produsen untuk mendaur ulang produknya yang dijual di ritel.

Sekarang sudah ada yang mendaur ulang yang tadinya besar, menjadi kecil. Konsumen, ujarnya, menginginkan kemasan produk yang selain murah juga praktis.

"Jadi memang lapisannya macam-macam, itu bagian dari inovasi produk dan memang pemintaan dari peritel," katanya.

Menurut Roy inovasi-inovasi tersebut harus dilakukan untuk menunjang kinerja ritel yang lebih baik ke depannya.

Roy mengungkapkan untuk kinerja pada Januari-Maret 2018, Aprindo belum mendapatkan laporan. Namun, kinerja atau perdagangan ritel di Januari masih rendah.

"Januari biasanya akibat dari Desember rendah. Mungkin April ini dapat kinerja Q1," tutur Roy.

Dia mengatakan pihaknya optimistis tahun ini kinerja ritel dapat lebih baik dari tahun lalu.

"Harapannya 5%-7%," ujar Roy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Agne Yasa
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper