Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Rasio Gini Jadi PR Besar Jateng

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dinilai memiliki pekerjaan rumah cukup besar dalam menekan indeks rasio gini dan kemiskinan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)2013-2018.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, SEMARANG—Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dinilai memiliki pekerjaan rumah cukup besar dalam menekan indeks rasio gini dan kemiskinan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)2013-2018.

Ekonom sekaligus Guru Besar FEB Universitas Diponegoro FX Sugiyanto mengatakan indeks rasio gini secara umum menunjukkan tren penurunan sejak 2013, meskipun sempat naik menjadi 0,365 pada 2017 dari tahun sebelumnya dengan 0,357.

Namun demikian, dia menilai target yang ditetapkan dalam RPJMD tersebut kurang realistis apabila dibandingkan dengan program kerja dan kebijakan yang selama ini dilakukan Pemprov Jateng. Seperti diketahui, dalam RPJMPD 2013-2018, rasio gini Jateng ditetapkan sebesar 0,337.

“Dari sisi target jelas sulit untuk tercapai. Untuk itu pemerintah perlu memperhitungkan koreksi pada proses eksekusi kebijakan. Harapannya fokus lebih banyak dicurahkan ke kelompok masyarakat desil terbawah,” katanya, Minggu (1/4/2018).

Pasalnya, menurut data yang dimilikinya, pada 2017 lalu 10% kelompok masyarakat dengan pendapatan terbawah di Jateng hanya mampu menikmati sekitar 3,47% dari total produk domestik bruto (PDB) provinsi tersebut. Dalam hal ini, kelompok masyarakat desil terbawah tersebut, hanya mampu meraup pendapatan bulanan sebesar Rp262.000.

Untuk itu dia menyarankan adanya kebijakan yang lebih fokus dalam menyediakan program pendidikan dasar, kesehatan, hingga pendampingan secara lebih maksimal kepada industri kecil dan menengah.

Seperti diketahui, dalam penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Jawa Tengah Akhir Tahun Anggaran 2017, disebutkan bahwa capaian indikator makro pembangunan provinsi tersebut semakin membaik. Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko pun mengklaim bahwa sejumlah kemajuan telah dicapai.

Hal itu dibuktikannya dengan laju inflasi pada 2017 yang turun signifikan dibandingkan 2013 lalu. Jika pada 2013 inflasi mencapai 7,99%, pada 2017 inflasi menjadi 3,71%. Laju inflasi tersebut mencapai target RPJMD yang ditetapkan pada 4,5 + 1%.

“Sementara, realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sebesar 5,27%. Besaran itu masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,07%,” ujar Heru.

Adapun tingkat kesenjangan pembangunan antarwilayah juga terekam terus menyempit. Hal itu dibuktikan dengan capaian Indeks Williamson Jateng yang telah mencapai target RPJMD dari sebesar 0,6986 turun menjadi 0,6203 pada 2016.

Sementara itu, jumlah penduduk miskin pun diklaim turun selama empat tahun terakhir. Hal itu terbukti dari data Pemprov Jateng dengan penduduk miskin pada 2017 mencapai 4,197 juta jiwa atau turun 614 ribu jiwa dari 2013.

Heru pun meyakini Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) akan mencapai target sebesar 4,13% pada akhir RPJMPD 2013-2018. Hal itu ditunjukkan dengan semakin menurunnya TPT dari 2013 sebesar 6,02% (1,02 juta orang) menjadi 4,57% (820 ribu orang) pada 2017. Capaian itu juga lebih baik dari TPT nasional yang tercatat 5,50%.

Di sisi lain, indeks pembangunan manusia (IPM) Jateng terekam terus meningkat yakni dari dari 68,02 pada 2013 menjadi 69,98 pada 2016. Selain itu, terkait kesejahteraan petani juga menunjukkan perbaikan. pasalnya, data nilai tukar petani (NTP) terus membaik, pada 2013 NTP tercatat 101,66 sementara pada 2017 mencapai 103,48.

“Jumlah itu lebih tinggi dari NTP nasional yang tercatat 103,06. Bahkan, NTP Jawa Tengah sudah mencapai target RPJMD 103,27,” lanjut Heru

Dari aspek kemudahan proses dan prosedur, perizinan investasi, baik untuk penanaman modal dalam negeri maupun asing dinilai sudah lebih sederhana, efektif, dan efisien. Hal itu dibuktikan dari proses perizinan yang dipangkas menjadi 7 hari pada 2017 dari 10 hari pada 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper