Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KELAPA SAWIT: GAR Berusaha Penuhi Pasar Premium

Golden Agri-Resources (GAR) berusaha memenuhi keinginan pasar eropa untuk bisa menelusuri sumber produk kelapa sawit sampai dengan ke pohon.
Perkebunan kelapa sawit/Istimewa
Perkebunan kelapa sawit/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Golden Agri-Resources (GAR) berusaha memenuhi keinginan pasar eropa untuk bisa menelusuri sumber produk kelapa sawit sampai dengan ke pohon.

Dengan begitu produk kelapa sawit tersebut bisa dipertanggung jawabkan sebagai produk yang mengedepankan sustainability lingkungan sekitar. Selain itu, produk dengan label sustainability pun mendapatkan harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan produk standar.

Managing Director Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement, GAR, Agus Purnomo mengatakan ada pembeli yang tidak ingin merusak hutan, maka dibuat sistem untuk bisa menelusuri sumber produk.

Barang-barang dengan cap sustainable, katanya, itu nilai jualnya lebih tinggi dan laku terutama di eropa.

"Tapi kami harus bisa menjawab itu dari mana kalau tidak bisa jawab tidak bisa dibilang sustainable. Pada 2015, kami bilang 99,5% kebun kami tidak terkena kebakaran. Tapi itu kan kebun kami, bagaimana dengan kebun milik orang lain? Permintaan dan pertanyaan seperti ini sudah lazim di pasar internasional," katanya kepada Bisnis pekan lalu.

Dia mengatakan kira-kita produk dengan cap sustainability akan mendapatkan keuntungan harga premium. Harga premium itu bervariasi antara US$2-US$40 lebih tinggi per ton daripada yang tidak bersertifikat.

"Premium price itu tidak tergantung produk. Kalau CPO itu paling kecil harga premiumnya sekitar US$5 tapi kalo kerno oil bisa US$40 dan kalau masuk produk turunan lagi bisa lain harganya. Semua tergantung kelangkaannya. Jadi untuk produk yang dicari banyak orang tapi produknya tidak banyak, harga premiumnya lebih tinggi lagi," imbuhnya.

Selain mendapatkan harga yang relatif lebih tinggi, dengan kemampuan penelusuran GAR juga bisa meminimalisir dampak yang bisa ditimbulkan oleh bencana alam.

Menurut Agus, syarat untuk berusaha dalam jangka panjang adalah memastikan faktor uncertainty sekecil mungkin seperti bencana alam. Dia mengatakan kalau pun terjadi bencana alam GAR tahu persis dampaknya karena tahu darimana buah itu berasal.

"Dengan begitu setidaknya 49% dari rantai pasokan kami tahu persis apa yang terjadi. Seandainya terjadi fenomena el nino kami tahu lokasi mana yang kekurangan pasokan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper