Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Curah Hujan Turun, Kalbar Rawan Titik Api

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Mempawah, Kalimantan Barat, menyatakan di daerah tersebut rawan muncul titik api dalam beberapa pekan ke depan.
Ilustrasi: Titik api pemicu kebakaran hutan dan lahan./Ilustrasi
Ilustrasi: Titik api pemicu kebakaran hutan dan lahan./Ilustrasi

Bisnis.com, PONTIANAK - Pemerintah Kalimantan Barat nampaknya harus bersiap mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebahakaran lahan dan hutan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Mempawah, Kalimantan Barat, menyatakan di daerah tersebut rawan muncul titik api dalam beberapa pekan ke depan.

"Saat ini terdeteksi penurunan curah hujan dengan jeda lima sampai 15 hari hingga akhir Februari 2018, sehingga berpotensi munculnya titik panas yang dapat meluas jadi titik api, terutama wilayah pesisir hingga pantai utara," kata Kepala Kantor Stasiun Klimatologi Mempawah, Kalimantan Barat, Wandayantolis saat dihubungi di Mempawah, Kamis (8/2/2018).

Wandayantolis mengimbau masyarakat Kalbar agar lebih hemat dalam menggunakan air sebagai dampak dari semakin turunnya curah hujan.

Ia menjelaskan secara umum wilayah Kalbar masuk dalam kategori aman atau tidak mudah terjadi kebakaran.

Namun, ia juga menyebutkan adanya wilayah Kalbar yang berpotensi sangat mudah terjadi kebakaran. Dalam hal ini ia menyebut potensi di Kabupaten Landak, Sanggau, Sekadau, Melawi dan Ketapang.

Sementara itu, berdasarkan rangkuman ikhtisar cuaca dari Stasiun BMKG Klimatologi Mempawah, tanggal 8 Februari 2018, arah angin dominan dari barat dengan kecepatan maksimum 28 kilometer perjam.

"Suhu maksimum 31,4 derajat celcius dan suhu minimum 22,4 derajat Celcius, sedangkan kelembaban maksimum 98%. Untuk prakiraan kelembaban minimum 62%, sementara 'visibility' 1-10 kilometer dan curah hujan 4-22 milimeter," katanya.

Dalam kesempatan itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar, karena bisa berdampak mencemari udara dan bisa menyebabkan kebakaran hutan dan lahan yang lebih luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper